REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengatakan, perekonomian global belum menemukan titik cerah paska pertemuan puncak para pemimpin negara kelompok G7. Menurutnya, kepercayaan bisnis masih menurun karena adanya tindakan kebijakan dari Amerika Serikat (AS) yang menganggu perdagangan global.
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,9 persen pada 2018 dan 2019 mendatang. Namun, Lagarde menilai, kondisi perekonomian global dari hari ke hari semakin tidak menyenangkan.
Baca juga, IMF Nilai Langkah BI Naikkan Suku Bunga Acuan Sudah Tepat
"Pertumbuhan ekonomi semakin gelap, dan yang kita lihat adalah penurunan kepercayaan yang didorong oleh upaya untuk menantang bagaimana cara perdagangan dilakukan. Persoalan ini harus ditangani oleh WTO," ujar Lagarde, dilansir Reuters, Selasa (12/6).
Konflik perdagangan global semakin terlihat memburuk setelah Presiden AS Donald Trump menarik kembali dukungan terhadap komunike bersama yang dihasilkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. Trump mengatakan, negara-negara lain memaksakan tarif perdagangan yang terlalu besar bagi AS.
Adapun komunike bersama yang mendukung sistem perdagangan berbasis aturan berhasil disepakati, meskipun ada ketegangan terkait kebijakan AS dalam tarid bea masuk terhadap impor baja dan aluminium.
Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Roberto Azezedo mengatakan, eksalasi ketegangan perang dagang harus dihentikan. Dia juga mengkritik perilaku AS di WTO, dimana Negara Adikuasa tersebut lebih memusatkan kepada tindakan bilateral ketimbang unilateral.
"AS lebih memusatkan perhatian pada tindakan bilateral, dimana terkadang bukan sesuatu yang dapat mendukung sistem perdagangan berbasis aturan. Mereka (AS) mengeluhkan tentang sistem, mereka mengatakan bahwa mereka ingin memperbaiki sistem tapi kami tetap mengharapkan pendekatan yang lebih konstruktif di pihak mereka," kata Azevedo.
Sebelumnya, Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier tidak melihat solusi untuk menyelesaikan persoalan perdagangan antara AS dengan negara-negara ekonomi utama lainnya. Namun, Jerman tetap terbuka untuk bernegosiasi dan berupaya menghentikan perang dagang global tersebut.
Sebagai eksportir terbesar ke AS, Jerman sangat ingin mengindari perang dagang antara Uni Eropa dengan AS. "Saya percaya situasi win-win masih mungkin dilakukan, namun sampai saat ini tampaknya tidak ada solusi yang terlihat untuk jangka pendek," ujar Altmaier.