Jumat 25 May 2018 20:33 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Menguat di Akhir Pekan

Beberapa hari ke depan, kurs masih akan bergerak di atas Rp 14 ribu per dolar AS

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Petugas menunjukkan uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Selasa (24/4).
Foto: Hafidz Mubarak/Antara
Petugas menunjukkan uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Selasa (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat, (25/5). Mata uang Garuda itu naik 0,06 persen atau 8 poin di level Rp 14.125 per dolar AS.

Sebelumnya pagi tadi, rupiah dibuka melemah 22 poin di level Rp 14.155 per dolar AS. Pada awal perdagangan sesi II, rupiah pun masih terpantau melemah hingga 25 poin.

Jelang penutupan, rupiah masih berada di zona merah. Dengan pelemahan sekitar 26 poin di level Rp 14.159 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah hari ini di level Rp 14.166 per dolar AS. Angka tersebut menguat dibandingkan kemarin yang menembus Rp 14.205 per dolar AS.

Consultant Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi memprediksi, dalam beberapa hari ke depan, kurs rupiah masih akan bergerak di atas Rp 14 ribu per dolar AS. Tepatnya di Kisaran Rp 14.050 sampai Rp 14.250 per dolar AS.

Meski kemungkinan masih akan melemah, namun Eric menyebutkan, dalam beberapa minggu ke depan ada beberapa berita ekonomi domestik. Diharapkan hal itu bisa memeberikan sentimen positif ke mata uang Tanah Air.

"Berita ekonomi itu di antaranya pengumuman inflasi, jika naiknya masih wajar selama Ramadhan. Maka reaksi market bisa netral atau positif," ujar Eric kepada Republika, Jumat, (25/5).

Selanjutnya, kata dia, pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). "Jika naik 25 sampai 50 basis poin bisa beri sentimen positif," ujarnya.

Pengumuman neraca dagang Mei di pertengahan Juni pun bisa menjadi sentimen positif. "Apabila hasilnya surplus, kalau masif defisit bisa negatif," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement