Senin 21 May 2018 13:44 WIB

Laju Kurs Rupiah Dekati Level Rp 14.200 per Dolar AS

Kenaikan suku bunga acuan tak banyak berimbas pada kurs rupiah.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju kurs rupiah masih melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar mata uang Garuda pada awal pekan ini, Senin (21/5), berada di posisi Rp 14.176 per dolar AS.

Angka itu makin merosot dibandingkan posisi akhir pekan lalu, Jumat (18/5), yang sebesar Rp 14.107 per dolar AS. Sebelumnya pada Kamis (17/5) lalu, kurs rupiah masih di level Rp 14.074 per dolar AS.

Sementara itu, di spot perdagangan hari ini, rupiah melemah sekitar 42 poin pada pukul 10.30 WIB. Dengan begitu, kurs rupiah berada di Rp 14.198 per dolar AS. Jelang siang, pelemahan bertambah menjadi 43 poin atau 0,3 persen mendekati level Rp 14.200 per dolar AS. Tepatnya di Rp 14.199 per dolar AS.

Analis Binaartha Securities Reza Priyambada menilai, pascadinaikkannya suku bunga acuan Bank Indonesia, tidak banyak berimbas pada kurs rupiah. "Bahkan, pernyataan positif dari Menkeu terkait hasil dan kinerja sampai Mei kurang mampu menahan pelemahan rupiah," ujarnya di Jakarta, Senin, (21/5).

Perlu diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan, kinerja anggaran pendapatan belanja negara (APBN) cukup baik. Bukan hanya dari sisi pendapatan, melainkan juga perpajakan dan PNBP yang meningkat signifikan, belanja negara yang tetap terjaga, serta defisit yang terus dapat terjaga sesuai undang-undang APBN.

Selain itu, Reza mengatakan, optimisme dalam pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Sri Mulyani juga menargetkan angka pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,4 sampai 5,8 persen dalam RAPBN 2019 juga belum dapat mengangkat rupiah. "Maka, masih dominannya penguatan dolar AS membuat laju rupiah kembali kehilangan momen untuk terapresiasi," katanya.

Baca juga,  Rupiah yang Tersandera.

Ia menegaskan agar tetap mewaspadai berbagai sentimen yang bisa membuat rupiah kembali melemah. Terutama dari masih menguatnya laju dolar AS terhadap pergerakan sejumlah mata uang lainnya seiring kembali meningkatnya imbal hasil obligasi AS. Rupiah diestimasikan akan bergerak pada kisaran support di Rp 14.157 per dolar AS dan resisten Rp 14.139 per dolar AS.

Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen. Keputusan tersebut telah melalui pembahasan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Mei 2018.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, RDG BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen, suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak 18 Mei 2018.

"Kebijakan tersebut ditempuh sebagai bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global," ujarnya dalam konferensi pers di gedung BI, Jakarta, Kamis (17/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement