Ahad 20 May 2018 19:27 WIB

Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen pada 2019 Terlalu Optimistis?

Agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,8 persen, ekspor harus mencapai 9,8 persen.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Citra Listya Rini
Penopang Pertumbuhan Ekonomi. Pekerja mengerjakan proyek LRT di Jakarta, Ahad (11/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Penopang Pertumbuhan Ekonomi. Pekerja mengerjakan proyek LRT di Jakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  —  Pemerintah telah menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2019 kepada DPR RI. Dalam kerangka tersebut, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 5,4 hingga 5,8 persen pada tahun depan. 

Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Fithra Faisal menilai, pemerintah perlu memperbaiki basis pertumbuhan ekonomi seperti industri supaya bisa mencapai target tersebut. "Kalau 5,8 persen saya kira terlalu optimistis," kata Fithra ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/5). 

Fithra mengatakan, Indonesia bisa mendapatkan pertumbuhan ekonomi 5,7 hingga 5,8 persen namun dengan sejumlah syarat. Syarat pertama, menurut dia, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia perlu bisa mencapai level 5,12 seperti yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Sementara, ICOR Indonesia saat ini masih di atas 6.

"Artinya perekonomian belum efisien. Dengan asumsi itu sepertinya agak susah untuk dicapai pertumbuhan 5,8 persen," ujar Fithra.

Agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen, kinerja pertumbuhan ekspor perlu bisa mencapai 9,8 persen. Dengan kondisi pertumbuhan ekspor saat ini yang sekitar 6 persen, Fithra menilai sulit bagi pemerintah untuk mencapai target tersebut.

Fithra mengatakan, ekonomi Indonesia masih sangat bergantung dari variabel konsumsi rumah tangga. Sementara, variabel pendorong pertumbuhan ekonomi lainnya seperti ekspor masih terbatas. Ia menyarankan, pemerintah untuk semakin membenahi sektor perindustrian untuk bisa melakukan ekspor. Pemerintah juga diminta untuk memperluas pasar ke destinasi nontradisional.

Meski begitu, menurut Fithra, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen masih realistis. Ia mengatakan, syarat untuk bisa mencapai pertumbuhan tersebut adalah pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mencapai 5,5 persen.

"Ada momentum pendorongnya yakni Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pilpres dapat menyumpang 0,2 persen pada pertumbuhan ekonomi. Jadi 5,4 persen adalah target yang bisa dicapai,” ujar dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement