Ahad 20 May 2018 04:15 WIB

Mengapa Penumpang Pesawat Jakarta-Istanbul Tumbuh Pesat?

Indonesia telah banyak dikenal warga Turki.

Rep: Arif Supriyono/ Red: Elba Damhuri
Turkish Airlene.
Foto: saudigazette.com
Turkish Airlene.

REPUBLIKA.CO.ID ISTANBUL—Layanan penerbangan Turkish Airline untuk rute Istanbul-Jakarta pulang-pergi (pp) terus memperlihatkan peningkatan. Menurut Wakil Direktur I Sales (Asia dan Timur Jauh) Turkish Airlines, Tuncay Emoniglu, pertumbuhan itu di luar perkiraan sebeumnya.

“Rata-rata jumlah penumpang kami per tahun tumbuh sekitar 19 persen sejak 2015. Namun, kami belum bisa memberikan angka pastinya,” kata Tuncay dalam jumpa pers dengan media di kantor pusat Turkish Airlines, Jumat (18/5) di Istanbul, Turki. Angka pertumbuhan itu melebihi perkiraan mereka.

Ia menjelaskan, peningkatan jumlah penumpang itu terkait erat dengan hubungan baik yang terjalin antara Pemerintah Indonesia dan Turki. Hal ini mendorong mobilitas yang tinggi untuk saling mengunjungi tiap-tiap negara antara penumpang dari kedua belah pihak.

Tuncay menambahkan, secara umum warga atau penduduk dari kedua belah negara telah merasa dekat. Indonesia telah banyak dikenal warga Turki, tuturnya, demikian pula sebaliknya.

Kunjungan bisnis di antara kedua negara juga terus mengalami peningkatan meski belum terlalu optimal. Ini menyebabkan pengusaha dari kedua negara juga makin intensif untuk menjajaki kemungkinan kerja sama.

Faktor utama yang menyebabkan makin tingginya tingkat kepadatan penumpang Turkish Airlines rute Jakarta-Istanbul pp adalah kaitannya dengan aktivitas keagamaan. Tuncay mengakui keingintahuan masyarakat Indonesia untuk melihat Turki belakangan ini makin tinggi. Sejarah perjalanan negara Turki menjadi salah satu sebabnya.

Jamaah umrah dari Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan. Apalagi, banyak di antara mereka yang ingin tahu peninggalan sejarah Islam di Turki. Pada masa kejayaan Khalifah Turki Usmani, Indonesia memang sempat menjadi bagian dari kebesaran Kesultanan Turki.

Menurut Nevin Ekiz Bolat, perwakilan Turkish Airline wilayah Indonesia-Singapura, banyak jamaah haji dari Indonesia yang kini memilih Turki sebagai salah satu kawasan yang dikunjungi, di sela-sela ibadah umrahnya. “Ini yang membuat penumpang Turkish Airlines dari Indonesia melonjak,” papar Nevin.

Turkish Airlines pertama kali menerbangi Indonesia melalui Singapura pada tahun 2009. Pesawat dari negeri pimpinan Recep Tayip Erdogan itu terlebih dahulu mendarat di Singapura sebelum menuju Jakarta. Dari Jakarta, barulah pesawat mereka mengunjungi Jakarta.

Pada tahun 2015, Turkish Airlines langsung terbang dari Istanbul --yang merupakan kota terbesar di Turki-- menuju Jakarta. “Kami melihat potensi pasar yang besar untuk langsung mendarat di Jakarta,” ungkap Tuncay. Turkish Airlines melayani rute Jakarta-Istanbul pp sehari sekali.

Manajemen Turkish Airlines juga merencanakan untuk membuka rute langsung dari Istanbul ke Denpasar. Keberadaan Bali sebagai kota tujuan wisata utama di Indonesia bagi turis dunia menjadi pertimbangan utama pimpinan Turkish Airllines untuk melayani jalur tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Tuncay juga menjelaskan, perkembangan kinerja Turkish Airlines yang kini menjadi maskapai penerbangan swasta. “Pertumbuhan penumpang kami secara global naik rata-rata 10 persen. Ini merupakan tiga kali lipat dari pertumbuhan penumpang penerbangan dunia,” ungkapnya.

Pendapatan mereka juga naik 23 kali lipat dari tahun 2003 hingga 2013. Pada 2003 pendapatan Turkish Airlines baru mencapai angka 31 juta dolar AS. Pendapatan tahun 2013 menjadi sekitar 713 juta dolar AS. Jumlah penumpang yanng terangkut juga naik secara memadai, dari 1,3 juta penumpang pada 1995, sepanjang tahun lalu menjadi 4,1 juta orang sehingga berada di urutan 14 dari seluruh maskapai global.

(Pengolah: nina ch)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement