REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan satu juta hektare jaringan irigasi baru dan merehabilitasi sekitar tiga juta hektare jaringan irigasi dalam periode 2015-2019. Infrastruktur irigasi ini berperan meningkatkan produktivitas pangan nasional.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.
"Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata dia melalui siaran pers, Rabu 17/5).
Tiga daerah irigasi yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir 2018 ini, yakni DI Jambo Aye Kanan, DI Lematang dan DI Leuwigoong.
Pembangunan jaringan irigasi DI Jambo Aye Kanan berupa saluran primer sepanjang 42 kilometer (km) dan saluran sekunder 10 km yang akan mengairi area seluas 3.028 hektare. "Progresnya sudah sekitar 44 persen dengan biaya pembangunan sebesar Rp 385,5 miliar," ujarnya.
Sementara pembangunan jaringan irigasi DI Lematang berupa saluran primer sepanjang 10,2 km dan saluran sekunder 30,57 km yang akan mengairi area seluas 3.000 hektare. Saat ini progresnya sudah sekitar 62 persen dengan biaya pembangunan sebesar Rp 273 miliar.
Pembangunan jaringan irigasi DI Leuwigoong berupa saluran irigasi primer sepanjang 86 km yang mengairi area potensial seluas 5.313 hektare. Progresnya saat ini sekitar 68 persen dengan anggaran Rp 952 miliar.
Tiga PSN lainnya yakni pembangunan jaringan irigasi DI Lhok Guci, DI Gumbasa dan jaringan irigasi dan bendung DI Baliase diharapkan selesai tahun depan.
PUPR menggarap 150 proyek strategis nasional yang tujuh di antaranya adalah jaringan irigasi dan bendung.