Kamis 10 May 2018 18:52 WIB

Bank Mandiri Targetkan Nasabah Kartu Kredit Naik 20 Persen

Pemakaian kartu kredit mendukung program pemerintah meningkatkan transaksi nontunai.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Kartu kredit Bank Mandiri (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Kartu kredit Bank Mandiri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri menargetkan peningkatan jumlah nasabah kartu kredit sebanyak 20 persen pada tahun ini. SVP Credit Card Bank Mandiri, Vira Widiyasari, mengatakan, total pemegang kartu kredit Bank Mandiri saat ini sebanyak dua juta nasabah. "Tahun ini total penambahan nasabah cukup banyak, kami targetkan sekitar 400 ribu pemegang kartu baru," kata Vira kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/5).

Dari sisi volume transaksi sampai akhir tahun, Vira menargetkan bisa tumbuh 10 hingga 15 persen (yoy) dari posisi Desember 2017 yang mencapai Rp 30 triliun sampai Rp 31 triliun. Atau secara nominal di kisaran Rp 33 triliun sampai Rp 35 triliun.

Vira menjelaskan, salah satu upaya meningkatkan jumlah nasabah baru antara lain dengan meluncurkan kartu kredit edisi Hypermart. Kartu kredit tersebut menampilkan desain baru dan menawarkan berbagai benefit. Dari target 400 ribu nasabah baru tersebut, diharapkan 20 persennya merupakan nasabah baru kartu kredit Bank Mandiri edisi Hypermart.

Menurut Vira, Bank Mandiri fokus menyasar transaksi grosery untuk kartu kredit. Sebab, kategori transaksi tersebut masuk tiga besar selain kategori ritel dan travel. Pemakaian grosery porsinya mencapai 10 persen dari transaksi kartu kredit Bank Mandiri. Terlebih, saat ini momen menyambut bulan Ramadhan yang diperkirakan konsumsi masyarakat akan mengalami peningkatan. "Dari history biasanya Lebaran naik 10 hingga 15 persen (yoy). Mudah-mudahan tahun ini lebih bagus lagi," ucap Vira.

Di samping itu, Vira melihat tren petumbuhan kartu kredit Bank Mandiri masih positif. Sedangkan secara industri, total kartu kredit yang beredar jumlahnya masih 17 hingga 18 juta. Sementara penduduk Indonesia 250 juta. Menurutnya, pemakaian kartu kredit juga mendukung program pemerintah untuk meningkatkan transksi nontunai (cashless).

Secara terpisah, Head of Cards and Payments UOB Indonesia, Dessy Masri, mengatakan, total kartu kredit UOB yang beredar hampir 400 ribu kartu. Total volume transaksi kartu kredit UOB pada 2017 mencapai Rp 8 triliun. "Tahun ini harapan kami pertumbuhan jumlah kartu dan volume transaksi masing-masing 20 persen," kata Dessy kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/5).

Secara year to date, Dessy mengaku pertumbuhan kartu kredit UOB masih di atas rata-rata industri. "Secara industri memang slow pertumbuhannya di bawah 10 persen, kalau UOB sudah dobel digit," ujarnya.

Menurut Dessy, target tersebut dapat dicapai melalui strategi UOB memberikan solusi perbankan bagi semua segmen. Sebab, setiap segmen mempunyai gaya hidup yang berbeda. Saat ini, UOB memiliki enam jenis kartu kredit untuk segmen berbeda-beda. Antara lain, segmen traveler previllege miles, segmen wanita, segmen profesional, kartu kredit platinum, dan YOLO Card.

"Dari total pemegang kartu kredit UOB, kelompok usia 21 hingga 35 tahun atau generasi milenial portofolionya mencapai 30 persen," kata Dessy.

Di sisi lain, momen bulan puasa dan Lebaran diperkirakan mendongkrak pertumbuhan transaksi kartu kredit UOB. Tahun lalu, transaksi kartu kredit UOB tumbuh 15-16 persen saat bulan puasa dan lebaran. Selain itu, peningkatan paling tinggi terjadi pada akhir tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal dan libur sekolah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement