Selasa 24 Apr 2018 22:40 WIB

Sri Mulyani Bagikan 'Oleh-Oleh' Hasil Lawatan ke AS

Sri Mulyani menyampaikan perkembangan ekonomi Indonesia di AS.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Menteri Kuangan Sri Mulyani memberikan paparan terkait realisasi APBN Triwulan Pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4). Realisasi defisit anggaran APBN pada triwulan pertama telah mencapai 0,58 persen terhadap PDB atau sekitar Rp 85,8 triliun. Angka tersebut paling rendah dalam periode sama selama tiga tahun terakhir.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Menteri Kuangan Sri Mulyani memberikan paparan terkait realisasi APBN Triwulan Pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4). Realisasi defisit anggaran APBN pada triwulan pertama telah mencapai 0,58 persen terhadap PDB atau sekitar Rp 85,8 triliun. Angka tersebut paling rendah dalam periode sama selama tiga tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membagikan "oleh-oleh" dari hasil kunjungannya ke Washington DC, Amerika Serikat pekan lalu. Kunjungan Sri bersama dengan beberapa menteri kabinet lainnya untuk mengikuti pertemuan tahunan musim semi Kelompok Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). "Oleh-oleh" tersebut berupa video yang ia unggah di akun Facebook-nya pada Selasa (24/4).

Sri mengisahkan, dalam lawatan tersebut ia memulai kegiatan dengan menghadiri jamuan makan malam United States-Indonesia Society (Usindo). Organisasi tersebut adalah wadah kerja sama insan Indonesia dan AS.

"Saya diundang memberi sambutan pada para investor, indonesianis, politisi, yang kebetulan diundang ada anggota kongres, senator, dan para mantan Duta Besar AS di Indonesia serta seluruh pejabat perusahaan yang beroperasi di Indonesia," kata Sri.

Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan perkembangan terkini ekonomi Indonesia. Ia menekankan, momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kuat dan pemerintah fokus menjaga momentum tersebut agar semakin berkualitas dan memberikan dampak peningkatan kesejahteraan pada masyarakat.

Dalam pertemuan itu, ia juga menyampaikan hubungan Indonesia dan AS akan tetap dijaga saling menguntungkan baik itu soal perdagangan, investasi, maupun sosial politik.

"Indonesia memiliki kedaulatan dan tujuan yang terus kita jaga tapi sebagai warga dunia kita jaga hubungan baik termasuk dengan AS. AS juga kita harapkan punya sikap terbuka dan menjaga hubungan dengan banyak negara," ujar Sri. Sri bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo Rudiantara, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bertemu Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.

Sri mengatakan, Indonesia berharap pertemuan tahunan Kelompok Bank Dunia dan IMF yang akan digelar di Bali pada Oktober mendatang bisa memberikan dampak pada Indonesia dan juga ASEAN.

"Pertemuan di Bali nanti akan mengundang pimpinan negara ASEAN untuk menunjukkan kepada dunia, ASEAN sebagai kawasan yang kerja samanya patut dicontoh,"ujar Sri.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menunjukkan kesiapan menjadi tuan rumah pada pertemuan tahunan mendatang dengan memamerkan berbagai produk khas Indonesia. Hal itu seperti makanan, kopi, karya seni, dan berbagai produk kebudayaan lainnya.

Kunjungan tersebut kemudian ditutup dengan pertemuan Development Committee. Sri yang telah memimpin komite tersebut selama dua tahun terakhir menyampaikan, Kelompok Bank Dunia mendapatkan dukungan dari seluruh anggota untuk mendapatkan tambahan modal. Dengan hal itu, Bank Dunia bisa memberikan dukungan keuangan sebesar 100 miliar dolar AS setiap tahun.

"Ini nilai signifikan yang mayoritas akan ditujukan pada low income country seperti di Afrika maupun Asia selatan maupun juga middle income country," ujarnya.

Sri mengaku, menyambut gembira keputusan tersebut dan berharap Bank Dunia

akan tetap menjadi lembaga pembangunan yang bisa diandalkan oleh banyak anggotanya. Hal itu terutama untuk membantu masalah kesulitan pangan, pengungsian, perubahan iklim, serta kenaikan utang di negara berkembang terutama negara berpendapatan rendah.

"Ini bentuk peranan indonesia di dunia sesuai amanat para pendiri bangsa kita. Indonesia sebagai warga dunia selalu ikut menjaga ketertiban dunia dengan azas kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement