Senin 23 Apr 2018 19:54 WIB

Adaro Siapkan Kembangkan Coking Coal

Dengan coking coal, Adaro bisa menembus pasar industri besi dan baja di Indonesia.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Direktur & Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir (kedua kanan) memberikan paparan kepada wartawan usai RUPST Adaro di Jakarta, Senin (23/4).
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Direktur & Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir (kedua kanan) memberikan paparan kepada wartawan usai RUPST Adaro di Jakarta, Senin (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT Adaro Energy berencana untuk mengembangkan batubara jenis coking coal yang biasa dipakai untuk pembuatan kokas. Kokas yakni salah satu senyawa yang digunakan oleh industri baja.

Tahun ini, Adaro menyiapkan modal sebesar 200 juta hingga 300 juta dolar untuk mengembangkan jenis tersebut. Direktur Keuangan Adaro Energy, David Tendian menjelaskan perusahaan mengalokasikan capital expenditur sebesar 750 juta dolar pada 2018 ini. Sebanyak 300 juta dollarnya rencana dikembangkan untuk menambah lahan dan alat berat untuk menambang coking coal ini. "Ya kira-kira 200 sampai 300 lah. Paling mayoritas sih untuk alat beratnya," ujar David di Hotel Raffles, Senin (23/4).

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Tohir menjelaskan langkah pengembangan ke coking coal ini dilakukan perusahaan untuk memperluas pasar. Jika selama ini Adaro Mining, lebih fokus pada produksi thermal coal yang dipakai untuk pembangkit, Boy melihat prospek coking coal ke depan juga cerah.

Dengan menambah coking coal, Boy menjelaskan pihaknya bisa menembus pasar industri besi dan baja di Indonesia. Jika selama ini pihak industri besi dan baja masih mengimpor kokas dari Cina, ke depan Boy berencana untuk memasok kebutuhan kokas tersebut.

"Ya, misalnya Krakatau Steel ini kan selama ini masih impor, nah kita mau coba kita ikut bantu KS untuk masok coking coal ini," ujar Boy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement