Sabtu 21 Apr 2018 13:12 WIB

BEI Seleksi 3.962 Pelamar

Pelamar ditempatkan di Self-Regulatory Organization (SRO) yang bergerak di bawah BEI

Rep: Sapto Andika/ Red: Esthi Maharani
Bursa Efek Indonesia
Foto: Antara
Bursa Efek Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai menyeleksi 3.962 pelamar untuk ditempatkan di Self-Regulatory Organization (SRO) yang bergerak di bawah BEI. Dari ribuan kandidat, nantinya akan dikerucutkan menjadi puluhan orang untuk mengisi kebutuhan sumber daya manusia SDM di sektor pasar modal.

 

Di Kota Padang, Sumatra Barat sendiri, terdapat 86 orang kandidat yang mengikuti seleksi nasional secara serentak. Sebagai gambaran, tahun 2016 lalu terdapat 26 orang dan 31 di tahun 2017 yang dinyatakan lolos untuk mengikuti Capital Market Professional Development Program (CMPDP). Angka itu didapat dari ribuan pendaftar yang ingin terlibat langsung dalam industri pasar modal, dari sisi BEI.

 

Kepala BEI Perwakilan Padang, Early Saputra, menjelaskan bahwa seleksi nasional CMPDP tahun 2018 dilakukan di 29 kota di seluruh Indonesia. Setelah melalui berbagai rangkaian tes, nantinya kandidat yang lolos akan diikutkan program pengembangan selama 6 bulan dan 6 bulan lagi untuk on the job training atau OJT. Lulusan CMPDP akan ditempatkan bekerja di SRO, yakni PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

 

"Melalui program ini, SRO akan memiliki SDM yang profesional dan andal. Karena BEI sendiri menargetkan pasar modal Indonesia menjadi yang terbaik se-ASEAN pada 2020 nanti," jelas Early, usai membuka seleksi CMPDP untuk kantor perwakilan Padang, Sabtu (21/4).

 

Early juga mengungkapkan bahwa potensi pasar modal di Indonesia saat ini masih terkendala minimnya SDM yang profesional. Dengan potensi investor yang banyak di Indonesia, minimnya SDM di pasar modal belum bisa memfasilitasi minat masyarakat Indonesia terhadap industri pasar modal yang saat ini sedang melesat pertumbuhannya. Melalui CMPDP ini, BEI membuka peluang bagi putra-putri bangsa untuk mengisi kekosongan ruang untuk memfasilitasi masyarakat yang berminat berinvestasi di pasar modal.

 

Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki potensi besar di industri pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia merupakan indeks paling potensial di dunia dalam 10 tahun belakangan, yakni 125,40 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement