Jumat 20 Apr 2018 19:46 WIB

Mendag: Negosiasi RCEP Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Perundingan RCEP lebih sulit ketimbang IA-CEPA.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Citra Listya Rini
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian perdaganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara ASEAN dengan enam negara lainnya yakni Australia, Cina, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, proses negosiasi RCEP sudah mencapai antara 70-80 persen. Enggar menargetkan, negosiasi RCEP bisa rampung pada 2018. Hal ini sudah disepakati oleh pimpinan negara-negara ASEAN dan mitranya.

"Sudah dinyatakan atau disepakati oleh pimpinan negara-negara ASEAN dan mitranya, tahun ini juga selesai," ujar Enggar ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (20/4).

Enggar mengatakan, perundingan RCEP lebih sulit ketimbang dengan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Pertnership Agreement (IA-CEPA). Sebab, harus ada kesepakatan di internal ASEAN terlebih dahulu. Kemudian, dari kesepakatan tersebut akan dinegosiasikan kepada enam negara mitra.

"RCEP tentu lebih sulit, sejak pertemuan di Manila kita sepakati ASEAN itu harus satu (suara), kemudian ASEAN menegosiasikan dengan India, Cina, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru," kata Enggar.

Indonesia sebagai ketua tim negosiasi RCEP akan segera melakukan perundingan pada April 2018. Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, RCEP merupakan kerja sama ekonomi paling besar karena menyangkut 48 persen populasi penduduk dunia.

Darmin mendorong negosiasi RCEP bisa segera rampung. Sebab, negosiasi perjanjian perdagangan ini sudah berlangsung sekitar 2012 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement