Kamis 19 Apr 2018 20:58 WIB

Modal Asing Masuk ke Indonesia Tembus 800 Juta Dolar AS

Pemicu aliran modal asing masuk adalah kenaikan peringkat utang dari Moody's.

Red: Nur Aini
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Modal asing yang masuk ke Indonesia melalui saham dan Surat Berharga Negara di dua pekan pertama April 2018 menembus 800 juta dolar AS. Hal itu setelah sepanjang Maret 2018, pasar keuangan domestik tertekan dengan banyak dana asing keluar.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyebutkan kepercayaan investor untuk masuk ke portoflio domestik meningkat, salah satu dipicu kenaikan peringkat utang dari Moody's Investor Service menjadi baa2 atau outlook stable dari baa3 atau outlook stable.

"Selain itu, ini juga dampak dari Surat Utang Negara juga masuk ke dalam Global Bond Index. Ini memberikan gambaran bahwa investor asing memberikan keyakinan kepada Indonesia," ujar dia di Jakarta, Kamis malam (19/4).

Meski demikian, Dody menyebutkan, tekanan ekonomi eskternal juga meningkat. Tekanan itu bersumber dari peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia menyusul rencana kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve untuk kedua kalinya di Juni 2018, kenaikan harga minyak, dan kemungkinan berlanjutnya perang dagang AS-Cina.

"Sejumlah risiko global tetap perlu diwaspadai karena dapat mengganggu perekonomian domestik," ujar dia.

Arus modal masuk juga membuat BI yakin cadangan devis tidak akan tergerus terlalu dalam untuk mejaga nilai tukar rupiah. Cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2018 sebesar 126,00 miliar dolar AS.

Tekanan eksternal yang cukup kencang akan datang sepanjang Mei 2018 menjelang perkiraan kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve pada Juni 2018 dan dinamika perang dagang AS dan Cina.

"Nilai tukar ke depan ada tekanan, sama dengan di kawasan. Tidak bisa lepas dari pergerakan mata uang dunia. BI akan terus jaga di pasar. Stabilisasi melalui pasar valas dan surat utang akan terus dilakukan," ujar Dody.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement