Kamis 12 Apr 2018 20:37 WIB

Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Meningkat

Pada kuartal I 2018, arahnya membaik, kegiatan usaha sudah ekspansi

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan kegiatan usaha pada kuartal I-2018 meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 8,23 persen pada kuartal I-2018, meningkat dari 7,40 persen pada kuartal IV-2017.

Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia, Yati Kurniati, mengatakan peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan (SBT 2,40 persen), serta industri pengolahan (SBT 2,17 persen). Perbaikan sektor industri pengolahan juga tercermin pada Prompt Manufacturing Index (PMI) SKDU yang berada pada fase ekspansi pada kuartal I-2018.

"Arahnya membaik. PMI kuartal I 2018 sudah sebesar 50.14 sudah di atas 50 mulai ada perbaikan. Sudah ekspansi sekarang," kata Yati kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (12/4).

Yati menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan industri oengolahan mulai ekspansi. Di antaranya, volume pesanan, volume produksi, penggunaan tenaga kerja, pengiriman dari pemasok, serta kondisi inventory.

Faktor-fakror yang mendorong ekspansi pada kuartal I 2018 terutama berasal dari volume pesanan dan volume produksi. "Volume pemesanan terlihat sudah meningkat sehingga mendorong volume produksi mereka lebih tinggi dari kuartal sebelumnya," jelasnya.

Survei juga menunjukkan, dari sisi rata-rata kapasitas produksi terpakai pada kuartal I-2018 meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Tingkat penggunaan kapasitas produksi meningkat dari 75,05 persen pada kuartal IV-2017 menjadi 76,27 persen pada kuartal I-2018.

Sementara itu, tingkat penggunaan tenaga kerja belum menunjukkan perbaikan yang signifikan, tercermin pada kontraksi SBT jumlah tenaga kerja sedikit menurun dari -0,89 persen pada kuartal IV-2017 menjadi -0,88 persen pada kuartal I-2018. Dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada kuartal I-2018 tetap cukup baik, dengan akses terhadap kredit perbankan yang lebih mudah.

Menurutnya, perusahaan menilai akses kredit perbankan lebih baik pada kuartal I 2018 dibandingkan kuartal sebelumnya. Akses kredit dunia usaha dinilai cukup mudah. "Pandangan mereka terhadap kondisi likuiditas perbankan dan rentabilitas perbankan cukup vaik. Ini faktor positif untuk mendukung ekonomi di kuartal pertama dan menjadi lebih baik di kuartal kedua," terangnya.

Survei juga mengindikasikan, perkiraan ekspansi kegiatan usaha ke depan akan terus berlanjut pada kuartal II-2018. Hal itu tercermin dari SBT perkiraan kegiatan usaha yang meningkat menjadi 17,99 persen pada kuartal II-2018.

Optimisme peningkatan kegiatan usaha didukung oleh perkiraan tingkat penggunaan tenaga kerja dan investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I-2018. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kegiatan usaha diperkirakan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan (SBT 3,50 persen).

Ini antara lain didorong oleh penguatan permintaan dan faktor musiman Ramadhan dan Idul Fitri. PMI-SKDU pada kuartal II-2018 diperkirakan tetap berada pada fase ekspansi sebesar 53,56 persen, lebih tinggi dari kuartal I-2018 yang tercatat 50,14 persen.

Menurut Yati, pada kuartal II 2018 momentum Ramadhan dan lebaran dimanfaatkan untuk kegiatan produksi. Perusahaan sudah menyatakan akan melakukan ekspansi investasinya mulai dari menambah gudang dan melakukan pembelian mesin.

"Kalau sebelumnya mereka investasi pemeliharaan mengganti mesin-mesin yang sudah expired. Kalau di kuartal kedua banyak yang mengatakan mulai investasi menambah mesin baru," ungkap Yati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement