REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Jembatan Holtekamp yang menghubungkan Kota Jayapura, Provinsi Papua ditargetkan rampung pada akhir 2018. Dengan begitu jembatan diharapkan mampu beroperasi pada awal 2019.
Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Jakarsih mengatakan, saat ini progres pembangunan jembatannya telah mencapai 96,54 persen."Tinggal pengecoran saja untuk kemudian dilanjutkan dengan pengaspalan," katanya yang mendampingi Presiden Joko Widodo saat meninjau Jembatan Holtekamp, Kamis (12/4).
Pemasangan bentang utama secara kontraktual selesai pada 29 September meski diharapkan bisa lebih cepat.Sebenarnya, ia melanjutkan, jembatan ini telah dibangun sejak 1990 namun terus mengalami perubahan desain menyesuaikan dengan dinamika sekaligus perkembangan teknologi.
Baca juga, Jokowi Tinjau Proyek Jembatan Holtekamp.
Pada 2015, pembangunan Jembatan Holtekamp dengan desain baja lengkung pun dimulai. Ada yang menarik dalam pembangunan Jembatan Holtekamp ini.
Iwan menjelaskan, ada teknologi penggunaan pendulum yang dapat mengurangi dampak gempa. Apalagi, wilayah Papua dan Maluku merupakan salah satu yang rawan gempa."7 Skala Richter bisa diserap dengan pendulum hingga 50 persen. Ini baru pertama kali penempatannya di Indonesia," ujar dia.
Selain itu, kawasan sekitar Jembatan Holtekamp yang masih alami akan turut dikembangkan sebagai lokasi wisata maupun rekreasi olahraga. Hal ini disbut baik Presiden Jokowi karena akan menambah titik perekonomian baru di Jayapura.
Dalam kunjungan kerjanya, bersama Iriana Widodo dan Menteri PUPR, presiden menaiki kapal penarik tongkang menyusuri bagian bawah Jembatan Holtekamp.