REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye negatif atau black campaign pada crude palm oil (CPO) yang dilakukan Eropa kepada Indonesia merugikan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menjamu perwakilan PBB untuk HAM di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (9/4).
Ia mengatakan, sedikitnya ada 30 juta orang yang menggantungkan hidupnya dari CPO. Mulai dari petani hingga pedagang maupun pengumpul limbah sawit ini. "30 juta orang ini kalau harga turun, mereka cari pendapatan di lain tempat, mereka melakukan babat hutan lagi," kata dia.
Sementara, dengan dilakukannya pembukaan hutan baru akan berdampak pada kerusakan lingkungan. Lagipula, ia melanjutkan, Indonesia memiliki standar dan aturan sendiri terkait CPO tersebut.
Amran mengakui, pihak PBB menekankan agar Indonesia bisa menerapkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Negara di Eropa dan Amerika mendorong pemanfaatan minyak nabati lain dari biji bunga matahari, minyak kedelai dan lainnya. Namun menurut Amran, kelapa sawit jauh lebih efisien. "Sawit itu menyumbang O2," ujar dia.