Kamis 05 Apr 2018 14:28 WIB

Bali Siapkan 15 Ribu Kamar Hotel untuk Delegasi IMF dan WB

Tarif kamar rata-rata berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per malam.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat koordinasi bersama kementerian terkait dan stakeholder jelang annual meeting IMF-World Bank
Foto: ist
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat koordinasi bersama kementerian terkait dan stakeholder jelang annual meeting IMF-World Bank

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Asosiasi Hotel Bali (BHA) menyiapkan 15 ribu kamar untuk tempat menginap delegasi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) dalam perhelatan tahunan yang akan digelar di Pulau Dewata Oktober 2018.

Ketua BHA, Ricky Putra mengatakan sebanyak 6.500 kamar telah dikonfirmasi dari 12 ribu kamar di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Jimbaran, Uluwatu, dan sekitarnya.

"Kekurangan sekitar tiga ribu kamar akan diarahkan ke hotel-hotel milik anggota BHA di Kawasan Sanur dan sekitarnya," kata Ricky dijumpai Republika.co.id di Grand Inna Bali, Denpasar, Kamis (5/4).

Ricky merinci 12 ribu hotel tersebut terdiri dari 23 hotel di Kawasan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) Nusa Dua dengan total lima ribu kamar, 23 hotel di Tanjung Benoa dengan total 2.500 kamar, dua ribu kamar di Kawasan Nusa Dua di luar kompleks ITDC, dan 2.500 kamar di Kawasan Jimbaran dan Uluwatu.

Tarif kamar yang dipesan saat ini rata-rata berkisar empat juta hingga lima juta rupiah per malam untuk lima hari acara dan tiga hari perpanjangan.

Data 15 ribu kamar hotel tersebut diasumsikan jika 40 persen delegasi membawa satu orang teman atau keluarga. Angkanya diperkirakan bisa mencapai 18 ribu orang jika delegasi membawa serta pendamping lebih dari satu orang."Banyak delegasi bahkan memesan penginapan untuk satu bulan, seperti Westin Hotel & Resort," kata Ricky.

Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra menambahkan pihaknya memastikan seluruh kebutuhan pokok delegasi, khususnya makanan, minuman, transportasi, dan akomodasi tercukupi dengan baik, sehingga inflasi Bali tetap terkendali.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali memastikan agar harga yang beredar masih dalam level wajar dan terjangkau oleh masyarakat dan seluruh pihak berkepentingan. "Ini kan forum yang mendatangkan banyak orang, sehingga kecukupan mereka, seperti beras, daging, makanan, minuman bisa disediakan daerah," katanya.

Inflasi Bali Maret 2018 tercatat sebesar 3,1 persen year on year (yoy), masih dalam kisaran sasaran inflasi nasional 3,5 persen yoy. Langkah-langkah pengendalian inflasi daerah dilakukan dengan memastikan keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasookan, dan komunikasi ekspektasi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement