REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Damri akan menyediakan 275 armada bus untuk mendukung program mudik gratis dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bus-bus tersebut akan digunakan untuk mengangkut 11.036 peserta mudik gratis yang dikumpulkan oleh 14 BUMN.
"Mudik Gratis ini bertujuan untuk mengalihkan pemudik yang biasa menggunakan sepeda motor ke moda transportasi yang lebih nyaman dan aman seperti dengan menggunakan Bus, Kereta Api atau Kapal Laut. Kegiatan ini juga menjadi upaya dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas jalan," ujar Direktur Komersil dan Pengembangan Usaha Perum Damri Tatan Rustandi di Jakarta, Rabu (4/4).
Tatan mengaku, program ini merupakan bagian dari sinergi BUMN dalam menyediakan mudik gratis pada 2018. Tahun ini Kementerian BUMN menargetkan untuk bisa memberangkatkan 200 ribu pemudik secara gratis. Angka itu meningkat 69,18 persen dibandingkan tahun lalu.
Tatan mengaku, Damri bersama dengan BUMN jasa transportasi lainnya akan berupaya memenuhi target tersebut. Ia mengatakan, kontribusi Damri dalam program mudik gratis BUMN mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Pada 2017, Damri mengoperasikan 229 bus untuk melayani 10.092 pemudik. Jumlah BUMN yang bekerja sama dengan Damri juga bertambah dari sembilan perusahaan pada 2017 menjadi 14 perusahaan tahun ini. Beberapa BUMN tersebut antara lain PT Taspen, PT Angkasa Pura II, PT Pupuk Indonesia, PT Pertamina, dan PT Jamkrindo.
"Jumlah BUMN yang bekerja sama dengan Damri itu kemungkinan masih akan bertambah hingga menjelang mudik nanti," ujar Tatan.
Sekretaris Perusahaan Perum Damri Arifin menjelaskan, tahun ini Damri tidak hanya melayani mudik gratis di Jawa namun juga di luar Jawa. Kota-kota di luar Jawa yang akan dilayani tahun ini adalah Bandar Lampung, Medan, Aceh, Makassar, Samarinda, Banjarmasin, dan Mataram.
Arifin mengaku, saat ini proses pendaftaran mudik gratis BUMN dapat dilakukan melalui daring dan dikoordinasi secara terpusat oleh perusahaan pelat merah Jasa Raharja.
Untuk program mudik gratis tahun ini, Damri menyediakan armada bus kelas bisnis dan eksekutif. Ia menjelaskan, bus-bus tersebut memiliki standar pelayanan minimal seperti reclining seat, pendingin ruangan, dan Wifi.
"Kami pastikan armada bus yang digunakan tidak lebih tua dari 2012," ujar Arifin.