REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengatakan rencana pembangunan Bandar Udara Utara Bali tetap akan dilanjutkan. Hal ini disampaikannya kepada media usai melakukan Rapat Koordinasi dan peninjauan ke beberapa tempat terkait kesiapan sarana dan prasarana untuk acara Pertemuan Tahunan IMF-World Bank tahun ini.
"Pembangunan bandara utara Bali akan dilakukan, jalan yang menghubungkan Bali utara dan selatan juga akan dibangun. Jika pembangunan jalan sudah dilakukan maka Bandara utara Bali bisa melakukan peletakan batu pertama. Tinggal masalah penyesuaian kalender saja karena investasinya cukup besar," ujar Luhut dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (30/3).
Luhut mengatakan bahwa rapat terkait hal ini akan dirapatkan pekan depan bersama Bappenas, Bank Dunia dan insitusi terkait lainnya. Jalan tol yang menghubungkan Bali selatan dengan Bali utara dan rencana pembangunan Bandara di Kabupaten Buleleng ini diharapkan dapat menyeimbangkan perkembangan wilayah antara wilayah selatan dan utara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Bali Utara bahkan di wilayah barat dan timur.
"Kita minta studinya (jalan tol) segera diselesaikan. Infrastruktur jalan di kiri kanan Bali, seperti yang di Karangasem, Tanah Lot akan berjalan, dengan tetap menjaga keseimbangan dengan lingkungan," jelas Luhut.
Sedangkan perluasan Bandara Ngurah Rai menurut Luhut dirasa cukup mendesak untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan pesawat yang membawa para peserta ke pulau itu. Sesaat setelah mendarat di Bandara Ngurah Rai, Kamis pagi Menko Luhut mengadakan rapat yang membahas perluasan ini.
Kemudian untuk beberapa masalah yang menyangkut institusi dan lembaga lain, Luhut mengatakan, akan dikerjakan secara paralel karena perluasan tersebut rencananya akan dimulai awal bulan depan. "Tadi diputuskan pembangunan lapangan terbang (Ngurah Rai) tetap dilakukan pengembangannya. Rekomendasi dari Bapak Gubernur hari ini keluar," tutupnya.