Jumat 23 Mar 2018 18:35 WIB

Denmark Sebut Indonesia Berlimpah Potensi Energi Terbarukan

Yang bisa dikembangkan dengan baik di Indonesia adalah tenaga surya dan angin.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Energi terbarukan/ilustrasi.
Foto: abc
Energi terbarukan/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus A. Kristensen menilai Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang besar dan baik untuk dikembangkan. Terutama untuk pembangkit listrik. Indonesia sebagai negara yang berada di garis katulistiwa memiliki potensi SDA yang baik untuk dijadikan sumber energi.

Rasmus menjelaskan salah satu yang bisa dikembangkan dengan baik di Indonesia adalah tenaga surya dan angin. Selain itu, salah satu yang bisa dikembangkan oleh Indonesia dan jarang dimiliki oleh negara lain adalah energi yang bersumber dari sampah.

"Banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik," ujar Rasmus, Jumat (24/3).

photo
Dunia tanpa bahan bakar fosil.

Rasmus mengatakan khususnya di sektor energi angin dan tenaga surya Indonesia memang sedang mengembangkan hal tersebut. Ia mengatakan Denmark membantu Indonesia dalam mengembangkan penelitian serta data potensi.

Rasmus tak menampik jika energi surya dan angin saat ini belum bisa dilakukan secara masif di Indonesia karena bahan baku teknologi yang masih mahal. Namun, apabila berkaca dari ketergantungan Indonesia akan batubara menurutnya hal tersebut masih bisa diatasi.

Artinya, menurut Rasmus, memang Indonesia harus rela mengeluarkan investasi yang lebih besar untuk bisa mengembangkan listrik tenaga surya dan angin dibandingkan dengan batubara atau PLTU. Namun, dampak dan biaya yang harus dikeluarkan Indonesia dalam hal recovery alam serta semakin menipisnya cadangan fosil membuat Indonesia menjadi krisis energi.

"Dalam melihat investasi EBT kita tidak bisa dalam jangka waktu dua tiga tahun. Kedepan, harga batubara akan semakin tidak bisa diprediksi, sedangkan untuk tenaga surya dan angin, teknologinya akan semakin maju dan bahan bakunya akan semakin murah," ujar Rasmus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement