Selasa 13 Mar 2018 20:55 WIB

Pertemuan IMF Bali Kekurangan Bangku Penerbangan Kelas Atas

Ada kemungkinan untuk membuka ekstra penerbangan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
 Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan hadir dalam Konvensi Nasional Media di Ambon, Maluku, Rabu (8/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan hadir dalam Konvensi Nasional Media di Ambon, Maluku, Rabu (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sejauh ini persiapan untuk Pertemuan Tahunan (Annual meeting) International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) berjalan cukup baik. Hanya saja Luhut mengakui ada beberapa kendala terkait ketersediaan kursi penerbangan menuju Bali.

Luhut menuturkan sebagian besar peserta pertemuan tersebut merupakan golongan menengah ke atas. "Mereka memang kekurangan bangku penerbangan untuk kelas bisnis dan first class," kata Luhut di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (13/3).

Meskipun begitu, Luhut memastikan panitia pelaksana akan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Menurutnya, akan ada rencana untuk bekerja sama dengan beberapa maskapai penerbangan buat membuka ekstra penerbangan.

"Kita sikapi dengan kerja sama bersama Garuda Indonesia. Dari Singapura ke Bali dan sebaliknya nanti akan ada penerbangan tambahan," ujar Luhut.

Sebab, kata dia, ada kemungkinan pertemuan tersebut akan diikuti oleh 18 sampai 20 ribu orang. Sehingga perlu pengaturan tertentu untuk kedatangan peserta tersebut sepekan sebelum pertemuan IMF-Wolrd Bank dilakukan pada 8-14 Oktober 2018.

Selain maskapai Garuda, Luhut mengatakan pihaknya juga berencana akan berkoordinasi dengan beberapa maskapai lain untuk menyediakan penerbangan tambahan seperti Batik Air. Hanya saja, dia belum bisa memastikan berapa jumlah kursi tambahan yang akan disediakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement