Jumat 02 Mar 2018 15:17 WIB

Presiden Minta Harga Beras Kembali Normal Sebelum Ramadhan

Kenaikan harga beras diklaim telah berhenti.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Harga Beras Masih Tinggi. Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (24/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Masih Tinggi. Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta agar harga beras sudah bisa kembali normal sebelum Ramadhan tahun ini. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Darmin menilai, saat ini harga beras masih tinggi. "Presiden prinsipnya mau supaya sebelum Lebaran, sebelum puasa, (harga beras) harus sudah normal kembali," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (2/3).

Darmin menjelaskan, tingkat inflasi pada Februari 2017 sebesar 0,17 persen. Dengan tingkat inflasi harga bahan pangan bergejolak yang 0,1 persen, ia menilai mulai terjadi perbaikan. "Artinya kenaikannya (harga beras) berhenti. Di beberapa tempat juga mulai turun. Tapi memang secara umum harga beras belum benar-benar turun," ujar Darmin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata harga beras medium di penggilingan pada Februari 2018 adalah Rp 10.215 per kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen dibandingkan Januari 2018 yang sebesar Rp 10.177 per kilogram. Sementara, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani pada Februari 2018 adalah sebesar Rp 5.207 per kilogram atau turun sebesar 3,84 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Darmin mengaku, panen sudah terjadi di sejumlah daerah penghasil beras tetapi belum mencapai puncaknya. Ia mengatakan, panen beras belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi beras masyarakat per bulan.

"Mungkin bulan depan baru mulai (puncak panen). Kita terus memantau keadaan ini dan kita tidak mau kecolongan. Kalau orang bilang sudah terlambat, terlambat oke, tapi jangan kecolongan," ujar Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement