REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengingatkan agar penggunaan utang negara terencana dan terukur dengan baik. Pemerintah harus bijaksana dalam pembangunan infrastruktur.
"Tata kelola utang harus dilakukan dengan baik, jangan sampai utang yang dilakukan sekarang bermasalah di kemudian hari," kata Taufik, dalam siaran persnya kepada Republika.co.id, Rabu (28/2). Selain itu, lanjutnya, jangan sampai utang yang digunakan untuk membangun infrastruktur fisik, malah menjadi beban generasi mendatang.
Pernyataan Taufik ini menyikapi terkait dengan laporan kenaikan utang luar negeri. Menurut laporan Bank Indonesia (BI), utang Indonesia pada triwulan IV 2017 mencapai 352,2 miliar dolar AS atau Rp 4.754 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 10,1 persen secara tahunan.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengingatkan, penggunaan utang harus terukur dan terencana.
Taufik menilai keseimbangan primer pemerintah dalam mengelola utang masih negatif. Ini terlihat dari penerbitan utang baru untuk membayar bunga utang.
Pemerintah diminta tetap harus bijaksana dalam mengelola belanja dan utang. Ambisi pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur, menurut Taufik, sebaiknya tidak menggantungkan sepenuhnya pembiayaannya dari sektor keuangan.
Peningkatan utang luar negeri, terutama berasal dari utang pemerintah yang meningkat 29 persen dari 2016 sebesar 137,4 miliar AS menjadi 177,32 miliar AS. Hal ini sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya.