REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah bersama dengan pengusaha marketplace tengah menyusun strategi untuk mengurangi dominasi produk impor di e-commerce. Pengamat e-commerce Rama Mamuaya memandang, masih besarnya dominasi produk luar di pasar digital dikarenakan karakteristik market Indonesia sendiri.
"Menurut saya isu dasarnya adalah behavior market yang masih skeptis sama produk lokal," kata dia, saat dihubungi Republika, Kamis (22/2).
Secara garis besar, Rama menyebut, ada dua karakteristik umum market Indonesia, yaitu suka merk luar dan sensitif terhadap harga. Karena itu, apa yang terjadi di e-commerce saat ini sedikit banyak menggambarkan karakter dari konsumennya sendiri.
Meskipun begitu, Rama melanjutkan, beberapa produk lokal juga sudah mulai menggeliat meski mereka masih harus berjuang keras untuk bersaing dengan produk luar.
"Dari sisi e-commerce seharusnya pemerintah harus proaktif dalam membantu produsen, terutama yang UKM lewat insentif, keringanan pajak, pemodalan, dan yang paling penting knowledge."
Dihubungi terpisah, anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengatakan, untuk mendorong agar porsi produk lokal di e-commerce meningkat, kementerian tidak bisa bergerak sendiri. Sebab, hal ini menyangkut proses dari hulu sampai hilir.
"Tidak bisa parsial bicaranya. Kalau persoalan produk lokal itu, harusnya bergeser pada konsep industri lewat e-commerce. Yang penting perdagangan tidak bisa berdiri sendiri. Harus sinergi dengan kementerian dan lembaga terkait," ujar politikus dari fraksi PDIP tersebut.