REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada perdagangan Jumat (16/2) atau Sabtu (17/2). Hal ini terjadi karena sentimen investor didukung oleh komentar-komentar positif dari anggota OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) tentang pemotongan produksi kartel.
Menteri Energi Uni Emirat Arab mengatakan produsen-produsen minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia bertujuan untuk merancang sebuah kesepakatan mengenai aliansi jangka panjang pada akhir tahun. Beberapa analis energi juga menghubungkan kenaikan minyak dengan rebound pasar saham global.
Namun demikian, meningkatnya produksi minyak mentah AS, terus membebani pasar. "Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS bertambah tujuh rig menjadi total 798 rig, merupakan kenaikan mingguan keempat berturut-turut," kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (16/2).
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,34 dolar AS, menjadi menetap pada 61,68 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, bertambah 0,51 dolar AS menjadi ditutup pada 64,84 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.