Selasa 13 Feb 2018 18:25 WIB

Pemerintah akan Serap Jagung Gorontalo 120 Ton per Hari

Jagung asal Gorontalo akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pakan ternak.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Seorang petani tengah memanen jagung miliknya (ilustrasi).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Seorang petani tengah memanen jagung miliknya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pemerintah menargetkan, penyerapan jagung di Gorontalo bisa mencapai delapan persen dari total produksi. Pasalnya, produksi jagung dari provinsi tersebut cukup banyak.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi menyebutkan, produksi jagung di Gorontalo selama satu tahun mencapai 1,5 juta ton. "Jadi delapan persen dari 1,5 juta ton itu kita hitung kemudian dibagi dalam 12 bulan lalu dibagi 30 hari. Berarti kira-kira dalam satu hari penyerapan jagung Gorontalo sebanyak 120 ton untuk kontribusi daerah kepada cadangan jagung pemerintah," ujarnya kepada wartawan usai Rapat Koordinasi di Gorontalo, Selasa, (13/2).

Agung menuturkan, produksi jagung itu dimanfaatkan secara nasional. Salah satunya, untuk kebutuhan pakan ternak di Indonesia. "Maka itu saya paparkan, Kementan telah menjalin kerja sama dengan pengusaha pakan ternak di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan jagung nasional," ujarnya.

Ia mengimbau agar para pengusaha tersebut tidak mengimpor melainkan memanfaatkan dahulu jagung dari Indonesia. "Mahal sedikit tidak apa-apalah, toh jagung kita kan. Jangan mentang-mentang murah jadi beli di luar. Nggak gitulah. Kita punya angka Rp 3.150 itu harga acuan pemerintah, ada fleksibilitasnya kalau kadar airnya lebih tinggi," kata Agung.

Sementara itu, ia menyebutkan, kebutuhan pakan masyarakat terhadap jagung mencapai 19 juta ton per tahun. Hal itu bila total produksi per tahun sekitar 23 juta ton. Kemudian untuk kebutuhan pakan lainnya sekitar 12 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement