REPUBLIKA.CO.ID, LAHAT -- Pemerintah melakukan uji coba kereta api menggunakan bahan bakar biodiesel. Langkah ini sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara yang selama ini terus meningkat.
Biodiesel kadar 20 persen (B20) itu mulai diuji coba pada lokomotif kereta api di Balaiyasa Lahat, Sumatera Selatan, Sabtu (10/2). Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana menghadiri peluncuran lokomotif "Rail Test" uji coba penggunaan Biodiesel di Lahat. Imengatakan, uji coba biodiesel 20 persen (B20) tidak lain untuk mengurangi polusi udara di Indonesia.
"Selama ini pencemaran udara terus bertambah akibat kendaraan dan polusi lingkungan lainnya. Jadi kami mencari solusi antara lain lokomotif kereta api akan menggunakan biodiesel," ujar dia.
Selain itu, tambahnya, penggunaan biodisel B20 itu untuk memanfaatkan potensi sawit yang ada di Indonesia. Apalagi Indonesia masih tergantung dengan negara luar sehingga potensi yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal. Untuk uji coba akan dilaksanakan selama enam bulan yang diharapkan hasilnya nanti bermanfaat bagi kereta api dan perekonomian Indonesia.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Dadan Kusdiana mengatakan, penggunaan biodiesel ini bertujuan untuk efesien berbagai bidang terutama bidang ekonomi. Oleh karena itu uji coba B20 itu berbagai tolok ukur dilakukan seperti kehematan bahan bakar termasuk anggaran.
Sementara Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, pihaknya menyambut baik atas uji coba tersebut. Pihaknya menyiapkan empat lokomotif dalam uji coba biodiesel rendah emisi tersebut.
"Yang jelas bahan bakar tersebut ramah lingkungan sehingga perlu dimaksimalkan," ujar dia. Uji coba juga dihadiri Corporate Deputy Derektor Logistik PT KAI Anggoro Triwibowo, utusan Pertamina, Lipi dan unsur terkait lainnya.