Sabtu 10 Feb 2018 18:05 WIB

BI Tegaskan Ekonomi Syariah Jadi Paradigma Global

Ekonomi syariah dirancang lebih dari 10 tahun lalu, tapi perkembangannya lambat.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Budi Raharjo
Logo perbankan syariah
Logo perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menegaskan ekonomi syariah sudah menjadi paradigma global. Negara yang peduli pada ekonomi syariah bukan hanya negara Muslim.

"Ekonomi syariah jadi paradigma global," kata Asisten Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Jardine A Husman di Jakarta, Sabtu (10/2).

Ia menegaskan negara yang peduli pada ekonomi syariah bukan hanya negara Muslim. Ia mencontohkan, Jepang sudah berkomitmen pada perkembangan ekonomi syariah. Bahkan, Jepang fokus menyasar sektor makanan halal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi negeri Sakura itu. "Jepang menargetkan sektor halal pada 2020 men-drive pertumbuhan ekonomi Jepang," ujar Jardine.

Membandingkan dengan Indonesia, Jardine tak menampik perbankan syariah pangsa aset terhadap nasional kurang lebih lima persen. Padahal, ekonomi syariah sudah dirancang lebih dari 10 tahun lalu. Namun, perkembangannya masih lambat.

Melongok Brazil, negara tersebut sudah menjadi pemasok daging ayam halal terbesar di dunia. Sementara Thailand percaya diri mengenalkan negaranya sebagai dapur halal dunia. Bahkan, Inggris ingin menjadi pusat keuangan syariah di negara barat. "Itu perlihatkan negara dunia sudah berlomba-lomba," ujar Jardine.

Ia menegaskan Indonesia memiliki peluang dan potensi besar mengembangkan ekonomi syariah. Sayangnya, menurut dia, tidak banyak pihak yang tahu terhadap potensi itu.

Ia mengatakan ekonomi syariah bukan sekadar perbankan syariah. Kendati, itu memang bagian dari keuangan syariah. Gambaran ekonomi syariah jauh lebih luas dari perbankan syariah. "Perlu permintaan, menitikatkan usaha syariah," jelasnya.

Jardine mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan ekonomi syariah menjadi agenda nasional melalui Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Hal itu membuktikan Indonesia memiliki visi besar menjadi pusat ekonomi syariah dunia. "Potensi kita besar, kita punya masyarakat besar," ujar dia.

Salah satu target KNKS, yakni menjadikan Indonesia berpenghasilan terbesar keempat di dunia pada 2035, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Ia menegaskan Indonesia memiliki peluang besar karena sudah menjadi pusat makanan halal, belanja turis paling besar di dunia, farmasi obat dan kosmetik terbesar di dunia. "Sayangnya walaupun memiliki pasar yang besar, Indonesia bukan jadi player (pemain)," ujar dia.

Jardine mengingatkan, Presiden Jokowi menegaskan perlunya startegi nasional mengembangkan ekonomi syariah, khususnya industri produk dan pariwisata halal. "Usulan startegi nasional, tujuan kami jadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada 2024," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement