REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim panen raya padi di selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mulai berlangsung di awal Februari 2018. Namun musim panen tersebut diwarnai kekhawatiran akan datangnya beras impor.
"Harga gabah sekarang masih lumayan, namun kalau beras impor datang khawatir anjlok," ujar salah seorang petani di Kecamatan Surade sekaligus Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Surade H Sahlan kepada Republika.co.id, Jumat (9/2). Saat ini harga gabah basah di selatan Sukabumi bervariasi antara Rp 3.800 hingga Rp 4.000 per kilogram.
Di Surade, ungkap Sahlan, harga gabah masih dinilai stabil yakni Rp 4.000 per kilogram. Perbedaan harga ini, terang dia, disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kemudahan akses untuk mengangkut hasil panen.
Sahlan mengatakan, harga gabah akan anjlok jika beras impor jadi didatangkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, lanjut dia, petani berharap kebijakan beras impor tersebut tidak jadi dilakukan.
Di tempat lain yakni Kecamatan Ciracap harga gabah sudah mulai anjlok. Ketua Gapoktan Sabilulungan sekaligus KTNA Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Ruswandi membenarkan anjloknya harga gabah di selatan Sukabumi. "Sebenarnya harga gabah di awal panen Januari lalu sempat Rp 5.800 per kilogram," imbuh dia.
Tingginya harga gabah ini, ungkap Ruswandi, diikuti dengan harga beras Rp 11 hingga Rp 13 ribu per kilogram. Namun kata dia pada awal Februari 2017 ini karena faktor cuaca dan panen raya harga gabah mulai anjlok.
Harga gabah per Selasa (6/2) lalu, turun mencapai Rp 3.800 per kilogram. Ia berharap harga gabah ini naik lagi dan stabil minimal Rp 4.000 perkilogam. Intinya kata dia, harga gabah stabil dan bisa diserap oleh tim sergap gabah pemerintah.
Advertisement