Selasa 06 Feb 2018 19:44 WIB

BPD Kesulitan Salurkan Kredit Properti

Ada 10 BPD yang angka kredit macet propertinya di atas 10 persen.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Citra Listya Rini
Sektor properti di Tanah Air.
Foto: Republika
Sektor properti di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- The Consumer Banking School mengungkap tidak semua Bank Pembangunan Daerah (BPD) menyalurkan kredit properti. Managing Director The Consumer Banking School, Thea Triana, mengatakan hanya 20, dari 27 BPD, yang sudah memberikan kredit untuk kepemilikan hunian.

"Padahal potensi kredit perumahan di daerah besar sekali," kata Thea lewat keterangan tertulis, Selasa (6/2).

Menurut Thea, hal ini terjadi karena keterbatasan SDM yang memiliki kemampuan analisa dan mitigasi risiko di bidang kredit properti. Akibatnya, banyak bank tidak berani menyalurkan kredit untuk hunian pada nasabahnya.

Berdasarkan studi yang dilakukan The Consumer Banking School, bank-bank pembangunan daerah yang menyalurkan kredit properti pun tidak semua mampu mengelola kualitas kreditnya.

Menurut Thea, ada 10 BPD yang angka kredit macet propertinya di atas 10 persen. "Bahkan ada BPD yang angka Noan Performing Loan-nya di atas 30 persen."

Dengan kondisi tersebut, Thea mengatakan, BPD harus segera melakukan pembenahan, terutama dalam meningkatkan kualitas SDM yang ahli di bidang kredit properti.

Selain itu, kata dia, bank juga perlu merubah bisnis modelnya dalam bidang consumer agar jangan terus bertumpu pada kredit PNS.

"Bank harus terus menawarkan produk lain termasuk properti atau KPR. Pasarnya sudah ada dan bisa terus dikembangkan," ujar Thea.

Data dari The Consumer Banking School menunjukkan pertumbuhan kredit properti BPD melambat sekitar 10 persen. Secara nasional, pertumbuhan kredit BPD lebih rendah dari pertumbuhan kredit nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement