Rabu 31 Jan 2018 16:26 WIB

Tak Menghasilkan, Kantor Promosi Dagang akan Ditutup

Sejumlah ITPC sudah direlokasi ke negara potensial.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan akan mengevaluasi penempatan kantor Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang tersebar di sejumlah negara. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, evaluasi harus dilakukan demi memastikan kehadiran ITPC memberi dampak positif pada pertumbuhan ekspor Indonesia.

"Kita lakukan evaluasi. Negara-negara yang dari sisi perdagangannya tidak memberi dampak, maka kita akan relokasi atau tutup itu ITPC," kata Enggartiasto, saat rapat kerja Kementerian Perdagangan 2018 di Hotel Borobudur, Rabu (31/1).

Menurut dia, pada 2017 lalu Kementerian Perdagangan telah merelokasi tiga ITPC. Dua di antaranya yakni ITPC di Lyon, Prancis dipindah ke Istanbul, Turki, serta ITPC di Copenhagen, Denmark direkokasi ke Hanoi, Vietnam.

Selain melakukan relokasi, di 2017, Kementerian Perdagangan juga membuka satu kantor ITPC baru di Shanghai, Cina. Sementara, pada 2018, Kementerian Perdagangan menargetkan dapat membuka sejumlah kantor ITPC baru, di antaranya di Islamabad, Karachi, Dhaka, serta Vladivostok.

Khusus Islamabad, Karachi, dan Dhaka, rencana untuk membuka ITPC di tiga kota tersebut tercetus usai kunjungan Enggartiasto ke kawasan Asia Selatan pada pekan lalu. "Kita usulkan ITPC di Pakistan dan Bangladesh karena potensial," ujarnya. Namun begitu, sebelum membuka kantor yang bertugas mempromosikan potensi perdagangan Indonesia tersebut, Enggartiasto menyebut pihaknya harus berkonsultasi lebih dulu dengan Kementerian Luar Negeri. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perdagangan mengevaluasi kinerja tim ITPC. Jika kehadiran ITPC di sebuah negara tidak memberikan dampak signifikan, ia menginstruksikan agar kantor tersebut ditutup.

"Bertahun-tahun kita memiliki ITPC, apa yang dilakukan? Apa mau diteruskan? Saya lihat tidak ada manfaat, saya tutup. Negara keluar duit untuk itu. Tidak kecil," kata Presiden, di Istana Negara, Rabu (31/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement