Senin 27 Mar 2023 23:07 WIB

Indonesia Incar Pengusaha Shandong di China

Shandong merupakan provinsi dengan PDB terbesar ketiga di China.

Bendera nasional Indonesia dan China dikibarkan bersama di dekat Balai Besar Rakyat di Beijing, Senin, 25 Juli 2022. Pemerintah Indonesia mengincar para pengusaha dari Provinsi Shandong, China, untuk berinvestasi di berbagai daerah di Indonesia pasca-pandemi Covid-19.
Foto: AP/Ng Han Guan
Bendera nasional Indonesia dan China dikibarkan bersama di dekat Balai Besar Rakyat di Beijing, Senin, 25 Juli 2022. Pemerintah Indonesia mengincar para pengusaha dari Provinsi Shandong, China, untuk berinvestasi di berbagai daerah di Indonesia pasca-pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Indonesia mengincar para pengusaha dari Provinsi Shandong, China, untuk berinvestasi di berbagai daerah di Indonesia pasca-pandemi Covid-19.

"Shandong merupakan provinsi dengan PDB terbesar ketiga di China," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, China, Senin (27/3/2023), mengenai alasan membidik para pengusaha dari wilayah timur daratan China itu.

Baca Juga

Pada 2022 PBD Shandong tumbuh 3,9 persen menjadi 8,7 triliun yuan (Rp19,2 triliun). Pencapaian angka itu menjadikan provinsi yang menaungi sejumlah merek peralatan elektronik ternama, seperti Haier dan Hisense, menempati posisi ketiga PDB terbesar di China.

"Hal itu pula yang melatarbelakangi kami mengadakan kegiatan promosi perdagangan, investasi, pendidikan, budaya, dan pariwisata di Shandong, tepatnya di Kota Dezhou," kata Djauhari.

 

Dezhou yang berpenduduk sekitar enam juta jiwa adalah salah satu pusat ekspor China dan memiliki dua kawasan ekonomi, yakni Dezhou Economic Development District dan Dezhou Yunhe Economic Development District.

Kedutaan Besar RI di Beijing dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Beijing menggandeng Pemerintah Provinsi Shandong dan Pemerintah Kota Dezhou menggelar ajang "Indonesia-China (Shandong) Exchange Week" pada 22-28 Maret 2023.

"Ada tiga alasan mengenai pentingnya berinvestasi di Indonesia," kata Kepala Perwakilan BI Beijing Tutuk SH Cahyono.

Ketiga alasan itu adalah pertumbuhan ekonomi pascapandemi, kebijakan ekonomi nasional yang kuat, dan kebijakan Bank Indonesia yang mengarah kepada stabilitas dan pertumbuhan sehinggamenciptakan iklim investasi yang kondusif.

"Selain peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN juga akan mendorong pemulihan ekonomi dan menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi global melalui semangat dan kerja sama kolektif," kata Tutuk.

Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Wali Kota Dezhou Su Sheng, Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat, dan Ketua Divisi Kerja Sama Internasional Akademi Ilmu Pengetahuan Shandong Xu Shaojian.

Sekitar 50 perusahaan Indonesia dari bidang energi terbarukan, peralatan kesehatan, ekonomi digital, kawasan ekonomi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, turut serta dalam kegiatan tersebut. Sedikitnya 200 peserta hadir dalam kegiatan tersebut, baik luring maupun daring.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement