Kamis 25 Jan 2018 09:38 WIB

Perdagangan Bebas Indonesia-Sri Lanka Ditarget Cepat

Negosiasi FTA-TIGs dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari dua tahun.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo dan Iriana beserta rombongan telah tiba di Bandara Internasional Colombo,Sri Langka, Rabu (24/1) waktu setempat.
Foto: dok. Biro Pers Istana Negara
Presiden Joko Widodo dan Iriana beserta rombongan telah tiba di Bandara Internasional Colombo,Sri Langka, Rabu (24/1) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Sri Lanka sepakat untuk melakukan kerja sama dengan fokus pada sektor ekonomi dan perdagangan. Presiden Joko Widodo dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena juga memberikan perhatian besar pada kerja sama pembangunan kapasitas, dan kerja sama Indo Pasifik.

Di bidang ekonomi dan perdagangan, Presiden Jokow Widodo (Jokowi) mendorong ekonomi kedua negara menjadi lebih kompetitif. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat, Colombo, Sri Lanka, Rabu (24/) petang.

Salah satunya adalah melalui pembentukan Free Trade Agreement (FTA). "Saya gembira karena penjajakan FTA telah dimulai," kata Jokowi melalui siaran pers Istana Negara, Kamis (25/1).

Jokowi meminta negosiasi FTA dilakukan secara bertahap dimulai dengan negosiasi Trade in Goods (TIGs). Mengingat Indonesia telah melakukan pengaturan semacam ini dengan beberapa negara, dia mengharapkan negosiasi FTA-TIGs dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari dua tahun.

"Saya menyambut baik kesepakatan untuk membentuk Kelompok Kerja Perdagangan dan Investasi," ucap Presiden Jokowi.

Kelompok kerja ini bertugas untuk membahas dan mengatasi hambatan perdagangan dan investasi serta secara paralel merundingkan perjanjian perdagangan. Indonesia juga menyambut baik kerja sama Cross Regional Cumulation di sektor tembakau yang sudah berlaku sejak 2014 dan mengharapkan pengaturan yang sama dapat dilakukan untuk fabrics.

Jokowi menilai Indonesia telah siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka. Salah satu isi pembicaraan yang akan ditindaklanjuti adalah rencana PT INKA untuk mengekspor gerbong penumpang/barang ke Sri Lanka. Selain itu, Sri Lanka merupakan salah satu negara yang menjadi prioritas Indonesia dalam kerja sama pembangunan kapasitas. Oleh karenanya, Jokowi mengusulkan kerja sama dalam penanganan bencana dan pendidikan.

"Sebagai sesama negara yang rentan bencana alam, kedua negara perlu memperkuat kerja sama untuk tingkatkan kesiapan dan kewaspadaan, dan pengelolaan dampak bencana," ucap Presiden Jokowi.

Sementara itu, untuk kerja sama di kawasan Samudera Hindia, mantan Gubernur DKI Jakarta ini melihat ada potensi ekonomi yang sangat besar. Indonesia dan Sri Lanka dapat berkontribusi untuk mewujudkan Kawasan Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera. Jokowi menilai sudah saatnya juga lingkar Samudera Hindia dikaitkan kerja samanya dengan Samudera Pasifik kerja sama Indo-Pasifik.

Kerja sama Indo-Pasifik ini, kata dia, harus dilakukan secara terbuka dan transparan; inklusif; dan menghormati hukum internasional. "Kerja sama ini juga harus didasarkan rasa saling percaya (confidence building) dan habit of dialogue. Di sinilah peran IORA di mana Indonesia dan Sri Lanka yang merupakan anggota menjadi penting artinya," tutur Presiden.

Baca juga: Indonesia-Sri Lanka akan Buat Perjanjian Perdagangan Bebas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement