Rabu 10 Jan 2018 11:15 WIB

Bank Dunia Sebut Pemulihan Ekonomi Dunia akan Surut

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Bank Dunia
Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bank Dunia memprediksi pemulihan ekonomi global yang tengah berlangsung akan surut pada 2020 seiring pelambatan pertumbuhan populasi. Bank Dunia memprediksi, ekonomi dunia akan tumbuh 3,1 persen pada 2018 ini.

Pertumbuhan pada 2018 diprediksi akan jadi titik tertinggi pemulihan siklikal temporal. Rendahnya produktivitas global, miskinnya investasi, dan populasi lansia yang mulai dominan akan menekan pertumbuhan PDB.

''Pemulihan siklikal ini hanya titik balik sematara pasca pertumbuhan ekonomi yang lesu pada 2016. Di balik itu, ada potensi pelambatan pertumbuhan,'' kata ekonom Bank Dunia Franziska Ohnsorge seperti dikutip The Telegraph, Selasa (9/1).

Melihat 10 tahun lalu, potensi pertumbuhan global sudah melambat sekitar satu persen. Ke depan, pelemahan ini akan semakin dalam. Potensi pertumbuhan dalam satu dekade ke depan diprediksi hanya akan tumbuh 2,3 persen.

Proyeksi ini didasarkan pada skenario dimana tak ada risiko besar muncul. Bank Dunia yakin, risiko terbesar bersumber dari sektor keuangan. Bila inflasi tumbuh perlahan, pasar akan baik-baik saja.

Namun bila harga barang dan jasa baik cepat dari prediksi dan bank sentral menaikkan suku bunga dadakan, akan ada guncangan. ''Bila ada kejutan kebijakan moneter, itu mungkin akan menggoyang pasar keuangan global. Pasar saat ini demikian rentan terhadap kabar buruk. Inilah risiko utama yang kami lihat berpengaruh pada ekonomi global,'' kata Ohnsorge.

Bank Dunia memantau, harga saham saat ini sendiri relatif tinggi dibanding laba dan volatilitas berada di titik terendah dalam sejarah. Ini bisa jadi tanda peringatan.

''Ada gelagat pasar keuangan akan mencapai titik kepuasan akhir sehingga membuak ruang disrupsi. Saat ada kejutan, akan ada pembentukan ulang harga karena munculnya risiko,'' ungkap Ohnsorge.

Kekhawatiran itu juga dibenarkan pelaku industri. Mereka mengkhawatirkan ekonomi AS dan ekonomi global yang akan menunjukkan perbaikan sebelum bermasalah karena karena kenaikan suku bunga membuat //bubble// ekonomi pecah dan memunculkan resesi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement