Senin 08 Jan 2018 14:54 WIB

Terancam Gagal Panen, Petani di Serang Panen Raya

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi
Foto: Antara
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Petani di Kabupaten Serang masih melakukan panen raya sejak Desember 2017. Padahal, kabupaten ini sempat terancam gagal panen.

"Saya selamat dari ancaman wereng yang ditakutkan. Saya baru panen dari sawah 10 hektare dengan hasil empat sampai enam ton per hektare," kata Tarmin, petani di Kecamatan Cikeusal, Serang, Senin (8/1) melalui siaran resminya.

 

Tarmin yang juga anggota Kelompok Tani Cahaya Mulya mengatakan, kunci sukses panen di tengah ancaman gagal panen akibat wereng adalah kesigapan pemerintah pusat melalui Upaya Khusus (Upsus) yang melibatkan Dinas Pertanian hingga TNI. "Program ini memangkas birokrasi berbelit sehingga segala keluhan mudah disampaikan," katanya.

 

Penyuluh pertanian lapangan (PPL) Eka Novianti mengatakan, serangan hama wereng di Cikeusal sempat terjadi namun hanya sedikit dan di beberapa titik. Produksi padi pun diakuinya tetap terjaga dengan baik.

 

Produktivitas padi di Kecamatan Cikeusal berkisar antara empat hingga enam ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektare dengan indeks pertanaman 200. "Petani menjual dengan harga bagus yaitu Rp 5.000 per kg GKP (Gabah Kering Panen)," ujar dia. Varietas padi yang umum ditanam di Cikeusal adalah Mekongga dan Ciherang lantaran rasa dan harga yang baik.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPP Cikeusal Sutisna mengatakan Kecamatan Cikeusal memiliki sawah seluas 2.097 hektare. Saat ini di kecamatan tersebut sedang panen serempak di lahan seluas 157 hektare yang tersebar di Desa Gandayasa, Panosogan dan Harundang.

 

Panen padi tersebut bukan hanya dari sawah irigasi, tapi juga dari sawah tadah hujan atau lahan kering (padi huma). Untuk lahan kering petani memilih varietas Situ Bagendit karena tahan kekeringan. "Gabahnya agak sulit lepas saat digebot, tapi petani sudah bisa atasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement