REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Organisasi perlindungan konsumen Swiss, Stiftung Fuer Konsumentenschutz (SKS), telah mengajukan klaim ganti rugi atas nama sekitar 6.000 pemilik mobil Volkswagen. Klaim tersebut diajukan ke pengadilan komersial Zurich, menyusul ditemukannya skandal emisi oleh perusahaan mobil asal Jerman itu.
"Mobil-mobil yang dijual sebagai ramah lingkungan itu terlalu mahal sejak awal. Karena menipulasi sistem pembuangan, kemudian nilainya merosot di pasar sekunder," tulis SKS dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Ahad (31/7).
Menurut SKS, asumsi penurunan harga Volkswagen di pasar sekunder mencapai 15 persen dari harga awal. Sementara itu, Volkswagen berjanji akan memeriksa rincian klaim tersebut. Namun menurut pihak Volkswagen, para ahli industri belum menemukan nilai kerugian yang signifikan untuk kendaraan diesel VW di pasar Swiss.
"Kepercayaan dan kepuasan pelanggan kami sangat penting, namun kami berpendapat bahwa tidak ada alasan hukum untuk klaim terkait dengan masalah diesel," tulis Volkswagen.
Volkswagen menyatakan, sekitar 98 persen dari 173 ribu kendaraan yang terkena dampak dari skandal emisi tersebut telah direparasi lagi tanpa dipungut biaya. Perusahaan yang mengimpor Volkswagen ke Swiss, AMAG, dalam sebuah pernyataan di situsnya mengatakan, harga untuk mobil diesel VW di pasar sekunder berada di tingkat yang sama sehingga klaim tersebut dinilai tidak efektif.
Pada September 2015, Volkswagen mengatakan bahwa 11 juta unit kendaraan di seluruh dunia telah dipasang perangkat khusus untuk memanipulasi uji emisi. Kasus ini pertama kali diungkap oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) yang menyatakan, emisi yang dikeluarkan mobil diesel jauh lebih tinggi dari hasil pengujian.
Selain itu, EPA juga mengatakan, ada perangkat lunak khusus yang dipasang di mobil Volkswagen untuk memanipulasi uji emisi. Terkait skandal ini, Volkswagen harus mengeluarkan kocek sebesar miliaran euro untuk membayar denda. N. Rizky Jaramaya