Selasa 26 Dec 2017 17:56 WIB

Pembiayaan Infrastruktur akan Jadi Fokus Bank Syariah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi
Foto: Fanny Octavianus/Antara
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun depan beberapa bank syariah mulai fokus menyalurkan pembiayaan ke infrastruktur. Salah satunya anak usaha Bank Negara Indonesia (BNI) yakni BNI Syariah.

Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan ada beberapa sektor yang menarik untuk ditindaklanjuti pada 2018. Di antaranya konstruksi dan infrastruktur. "BNI ikut serta untuk ambil porsi sindikasi syariah dalam pembangunan bendungan, jalan, jembatan, dan Independent Power Producer (IPP)," ujar Dhias kepada Republika.co.id, Selasa, (26/12).

Ia menjelaskan, dalam berbagai proyek tersebut, kontraktor utamanya merupakan perusahaan BUMN sehingga BNI Syariah akan masuk ke supplier maupun subkontraktor. Dhias menyebutkan, porsi pembiayaan ke infrastruktur pada tahun depan sekitar 15 persen sampai 20 persen dari total portofolio pembiayaan BNI Syariah.

"Target pembiayaan kami 2018 (secara keseluruhan) lebih kurang Rp 27 triliun atau naik 15 persen sampai 16 persen dari 2017," tuturnya.

Menurutnya, pembiayaan ke proyek infrastruktur perlu dilakukan demi mendukung program pemerintah. Sejalan dengan maqosid syariah dan mendukung program pemerintah bahwa pembangunan infrastruktur untuk kemaslahatan umat. "Selain itu, ini bentuk diversifikasi dari existing portofolio kami," jelas Dhias.

Lebih lanjut, kata dia, pada 2018 arah bisnis BNI Syariah adalah membangun dan merajut halal ecosystem dengan menggunakan value chain financing. Maka selain infrastruktur, perusahaan juga akan fokus menyalurkan pembiayaan ke sektor jasa sosial masyarakat seperti sekolah, perguruan tinggi, serta rumah sakit. BNI pun akan salurkan pembiayaan ke sektor jasa dunia usaha.

Sementara BRI Syariah pun menargetkan, pembiayaan bisa tumbuh 12 sampai 14 persen pada 2018. Angka itu sesuai dengam Rancangan Bisnis Bank (RBB) yang diserahkan perseroan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Meski tahun depan, pertumbuhan ekonomi diprediksi masih flat namun Direktur Utama BRI Syariah Hadi Santoso mengaku yakin dapat mencapai target itu. "Tetap optimistis. Kita jangan sampai pesimis menghadapi masa depan," ujarnya kepada Republika.co.id.

Ia menjelaskan, sektor pendorong pertumbuhan pembiayaan BRI Syariah tahun depan yakni konsumer. Sebab, perusahaan berencana meningkatkan pembiayaan ke konsumer.

Tidak hanya itu, BRI Syariah juga berencana semakin menguatkan pengucuran pembiayaan ke proyek infrastruktur pemerintah pada tahun depan. "Kita ingin ikut juga pembiayaan di program infrastruktur pemerintah karena kita lihat, infrastruktur yang bagus dan lancar juga akan membawa perekonomiannya berputar," tutur Hadi.

Ia berharap, tahun depan pertumbuhan pembiayaan BRI Syariah ke infrastruktur bisa naik delapan persen. "Tentunya kita juga tetap akan menjalankan program pemerintah lainnya seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)," kata Hadi.

Dirinya memperkirakan, pertumbuhan pembiayaan sampai akhir tahun ini sebesar 6,8 persen sampai tujuh persen. Hal itu, kata dia, dipengaruhi kondisi perekonomian sekarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement