Ahad 24 Dec 2017 17:53 WIB

Peningkatan Okupansi Hotel di Kota Bekasi tak Signifikan

Rep: Farah Noersativa/ Red: Budi Raharjo
Kamar hotel berbintang/ilustrasi
Foto: pixabay
Kamar hotel berbintang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Walaupun telah memasuki masa liburan Natal dan Tahun 2017, peningkatan okupansi atau tingkat hunian hotel-hotel di Kota Bekasi tak menunjukkan angka yang tajam. Peningkatan okupansi ini pun dinilai hanya mencapai 10 persen.

"Sampai saat ini, walaupun esok itu Natal, masyarakat belum terlihat mengunjungi Kota Bekasi dan menginap di Bekasi," ujar Yan Rosyad, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bekasi, Ahad (24/12). Ia berujar walaupun ada peningkatan, namun peningkatannya pun tak terlalu signifikan.

Hal itu, kata dia, salah satunya disebabkan karena Kota Bekasi bukanlah daerah wisata. Sehingga, banyak masyarakat Bekasi yang sebenarnya malah keluar dari Kota Bekasi untuk berlibur. "Orang Bekasi banyak yang keluar kota untuk berlibur, dan orang-orang yang menuju Bekasi itu biasnya hanya transit saja untuk menuju ke Jakarta," katanya.

Selain itu, masa atau waktu yang sangat panjang dalam momentum libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 ia nilai sangat panjang. Orang-orang lebih memilih untuk melakukan ibadah Natal di rumahnya terlebih dahulu dan memutuskan untuk berlibur saat mulai memasukki Tahun Baru nanti. "Masa liburan ini lama sekali ya, sehingga orang memilih untuk di rumah dulu, baru liburan nanti," tuturnya.

Di samping itu, banyaknya hotel-hotel baru yang bermunculan di Kota Bekasi juga menambah daya saing dari satu hotel ke hotel yang lain. Tak hanya itu, adanya apartemen di Kota Bekasi juga menambah sepinya hotel-hotel di Kota Bekasi.

Sebab, apartemen-apartemen di Kota Bekasi menawarkan harga kamar yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga-harga kamar hotel berbintang pada umumnya di Kota Bekasi. "Kalau di apartemen, sudah dapat harga Rp 300 ribu untuk satu apartemen yang berisi dua kamar, orang-orang menjadi memiliki opsi untuk tinggal," ujarnya.

Hal lain yang juga turut menjadi penyebab adalah adanya proyek-proyek di jalan tol di Kota Bekasi yang saat ini sedang dibangun oleh Pemerintah seperti proyek elevated tol dan pembuatan jalur Light Rapid Transit (LRT). "Walaupun proyek memang dihentikan sementara, namun orang sudah keburu malas untuk ke Bekasi karena akan berdampak kemacetan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement