REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mendorong pengusaha UMKM agar memasarkan produk-produknya hingga ke luar negeri melalui digital marketing. Terlebih, kata dia, saat ini pemasaran produk melalui dunia digital sudah menjadi tren dunia, termasuk Indonesia.
"Kemajuan teknologi sudah berkembang pesat, ada tantangan sekaligus peluang yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lebih produktif, sehingga membuka kesempatan kepada siapapun untuk menjadi pemenang," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul, Jumat (22/12).
Menurut Gus Ipul, agar pelaku UMKM tersebut mampu nersaing dan menjadi pemenang, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah para pengusaha UMKM harus mampu meningkatkan kualitas produknya, dengan bahan baku yang bagus dan prosesnya transparan.
Selain itu, Gus Ipul juga mengingatkan agar para pengusaha UMKM terus berusaha meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Setelah kedua syarat tersebut terpenuhi, para pelaku UMKM dituntutnya lebih kreatif dalam mencari peluang pasar.
"Pasar dalam negeri harus kita rebut jangan sampai dikuasai oleh produk asing. Saya ingin pasar dalam negeri dikuasai oleh pengusaha dalam negeri dengan produk-produknya, ujar Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan, UMKM merupakan penyanggah ekonomi, karena perusahaan-perusahaan yang besar-besar hanya menampung 10 persen tenaga kerja. Sedangkan 90 persen tenaga kerja sisanya diserap oleh sektor UMKM.
Begitupun dari sisi investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA), satu Milyar rupiah investor asing hanya menyerap satu tenaga kerja. Sementara kalau investor dalam negeri, satu milyar rupiah mampu menyerap tiga orang tenaga kerja.
"Tapi sektor UMKM pengusaha non fasilitas yang tidak pernah minta bantuan dari pemerintah dengan investasi yang sama, bisa menyerap tenaga kerja 12 13 orang" ujar Gus Ipul.
Gus Ipul melanjutkan, situasi tersebut menunnukkan, enam juta pengusaha kecil di sektor UMKM inilah yang saat ini menjadi kekuatan ekonomi. Karena, mereka lah yang membuka lapangan kerja dan menjadi penyelamat masyarakat. Terbukti, 54 persen lebih PDRB Jatim disumbang sektor UMKM.
"Kalau perusahaan yang besar-besar hanya perlu dijaga dan dipelihara. Kalau perlu CSR-nya untuk masyarakat, dan perusahaan menengah difasilitasi. Yang penting pengusaha kecil harus dibela, baik dari sisi kebijakan maupun dari sisi anggaran," kata Gus Ipul.
Advertisement