Jumat 22 Dec 2017 10:50 WIB

Pelaku UKM Miliki Keuletan Berwirausaha

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pekerja memproduksi permen jahe yang dijual dengan harga Rp27.000 per kilogram di sentra produksi permen jahe di Buaran, Kabupaten Pekalongan,  Jawa Tengah, Minggu (19/11). Pemerintah memutuskan menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari sembilan menjadi tujuh persen yang diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2018 mendatang.
Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara
Sejumlah pekerja memproduksi permen jahe yang dijual dengan harga Rp27.000 per kilogram di sentra produksi permen jahe di Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (19/11). Pemerintah memutuskan menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari sembilan menjadi tujuh persen yang diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2018 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Dripa Sjabana menyebut usaha kecil menengah (UKM) mempunyai keuletan berwirausaha. Kendati demikian, ia tak menampik, hanya sedikit UKM memiliki manajemen mikro. Pun tak banyak pelaku UKM memiliki rencana bisnis kuat saat memulai dan menjalankan usahanya.

"Usaha mikro punya hal keuletan, mudah, dinamis," kata dia dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2017 ISMI Pusat bertema Memperkuat Peran Pengusaha Muslim UKM Sebagai Fondasi Utama Ekonomi Nasional, di Jakarta, Kamis (21/12).

 

Dripa mengingatkan terdapat tiga modal utama sumber daya Muslim sukses mengelola UKM, yakni modal sosial, intelektual, dan agama. Dripa menyebut terdapat lima solusi strategis dan prioritas pengusaha Muslim, yakni, produk unggulan, agribisnis, perkuat jaringan, perkuat koordinasi, jaringan ISMI.

 

Dripa mendorong pengusaha Muslim memiliki etika hubungan dalam berkompetisi sesama pelaku UKM. Sehingga, saat ada persaingan usaha, pelaku UKM tak saling menyakiti.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement