Sabtu 16 Dec 2017 12:45 WIB

Wanita Tani Terus Gelorakan Diversifikasi Pangan

Rep: EH Ismail/ Red: Hiru Muhammad
Ketua Umum Wanita Tani Indonesia Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (WTI HKTI) Oni Jafar.
Foto: Dok WTI HKTI
Ketua Umum Wanita Tani Indonesia Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (WTI HKTI) Oni Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wanita Tani Indonesia Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (WTI HKTI) terus mendorong setiap keluarga Indonesia untuk melakukan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan penting dilakukan agar ketahanan pangan bangsa Indonesia bisa terus terjaga.

Ketua Umum WTI HKTI Oni Jafar mengatakan, diversifikasi pangan bisa efektif dilakukan apabila seorang ibu diberikan edukasi yang purna mengenai ketahanan pangan. Peran ibu sangat penting dalam sebuah keluarga karena seringkali dia menjadi sosok penentu mengenai jenis pangan yang dikonsumsi keluarga.

“Kalau seorang ibu memutuskan hari ini masak dan makan nasi, maka keluarga itu makan nasi. Nah, kalau seorang ibu memutuskan untuk makan makanan lainnya, maka keluarga itu biasanya akan mengikuti,” ujar Oni kepada Republika, Sabtu (16/12).

Dia melanjutkan, peran seorang ibu tidak hanya menjadi pendamping kepala rumah tangga. Bahkan, seorang bisa sekaligus bisa menjadi sosok yang memiliki peran menumbuhkan rasa kebangsaan dan menyiapkan generasi yang berkualitas. Caranya, dengan menentukan jenis pangan dan kadar gizi makanan yang dikonsumsi keluarga.

Karena itulah, Oni melanjutkan, pada Rabu (13/12) lalu, WTI HKTI melakukan sosialisasi peran ibu dalam mendukung diversifikasi pangan nasional dan membentengi anak bangsa dari narkoba bertempat di Gedung D Kementerian Pertanian, Jakarta.

Menurut Oni, kebutuhan untuk beras dan gandum nasional tiap tahun meningkat. Satu-satunya caya yang efektif untuk menurunkan kebutuhan berasa dan gandum yaitu dengan melakukan diversifikasi pangan.

“Kalau kita makannya beragam, maka kebutuhan beras juga akan menurun dengan sendirinya,” kata dia.

Dia menambahkan, selama ini WTI HKTI sudah melakukan program diversifikasi pangan di sejumlah daerah, antara lain di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana, warga memproduksi aneka makanan dengan bahan dasar singkong dan umbi-umbian. “Kita (ibu-ibu,red) harus menjadi leader untuk program diversifikasi pangan ini,” tegas Oni.

Kepala Bidang Komunikasi dan Humas WTI HKTI Henny S Widianingsih menyatakan, ibu memiliki peran vital sebagai pengambil keputusan untuk pemenuhan konsumsi keluarga terdekat. Sosok ibu yang cerdas juga dapat memilih pola pangan konsumsi asupan sehat untuk keluarga.

Henny melanjutkan, WTI HKTI juga mendorong setiap keluarga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). KRPL merujuk pada pemanfaatkan lahan pekarangan pribadi untuk ditanami macam-macam tanaman yang bisa menopang kebutuhan pangan keluarga. “Misalnya tanam cabai, tomat, dan sayur-sayuran di pekarangan rumah, sehingga kebutuhan untuk masak ada sebagian yang tidak perlu beli karena bisa dipetik sendiri di pekarangan.”

Selain pemenuhan pangan sehat, kata Henny, KRPL secara bertahap juga bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga. Sebab, uang yang harusnya dikeluarkan untuk berbelanja bisa berkurang lantaran sudah tersedia tanaman di pekarangan. “KRPL juga bisa berkembang menjadi bisnis kecil dari lahan di halaman rumah untuk menambah perekonomian keluarga,” ujar Henny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement