Kamis 14 Dec 2017 16:04 WIB

Klaim Trump Atas Yerusalem Buat Travel Indonesia Merugi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klaim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait Yerusalem sebagai ibu kota Israel membawa kerugian pada sejumlah biro perjalanan di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan In Bound Indonesia (Asphurindo) Syam Resfiadi kepada Republika.co.id, Kamis (14/12), mengatakan banyak anggota Asphurindo memiliki paket perjalanan spiritual ke Yerusalem yang merupakan kota suci bagi umat Islam. Karena klaim sepihak Trump, banyak jamaah yang akhirnya memilih tidak jadi berangkat.

"Kami juga dirugikan karena kasus Trump ini," kata Syam. Jamaah yang sudah memesan paket memilih mundur dan meminta uang kembali. Padahal biro perjalanan sudah melakukan pemesanan untuk segala keperluan.

Biro perjalanan Indonesia bekerja sama dengan biro di Yordania dan Palestina untuk paket wisata ini. Namun menurut kebijakan dari pihak luar, pembatalan paket artinya segala dana yang masuk akan hangus.

"Kami dalam situasi yang serba salah," kata Syam. Menurut perkiraan data, kerugian karena hal ini mencapai miliaran rupiah. Syam mengatakan 100 persen jamaah membatalkan paket perjalanan ke Yerusalem.

Biro travel yang dimilikinya, Patuna memiliki 30 paket wisata. Jika anggota Asphurindo memiliki 10 pax saja, maka kira-kira ada 2.000 jamaah yang membatalkan paketnya hingga akhir tahun ini. Menurut data, harga per pax dibanderol rata-rata Rp 10 juta.

Syam menyampaikan penawaran untuk perjalanan ke Yerusalem masih berjalan seperti biasa. Tidak ada aksi boikot yang dilakukan karena kerja sama lebih banyak dilakukan dengan pihak Palestina dan Yordania. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Selain itu, kata Syam, biro wisata spiritual ini juga murni bisnis dan tidak terikat dengan situasi politik mana pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement