REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan investasi hulu migas pada 2018 sebesar 12 miliar dolar AS. Angka itu lebih tinggi dari prediksi investasi hulu migas sampai akhir 2017.
"Untuk investasi hulu migas tahun ini, diperkirakan antara 10,5 miliar dolar AS sampai 11 miliar dolar AS sampai akhir tahun," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, (13/12).
Ia menambahkan, realisasi investasi per November di Kisaran 8 sampai 9 miliar dolar AS. Dengan produksi migas hampir 50 persen. "Kita akan kejar (investasi hulu migas) sampai akhir tahun. Kita lihat ada masalah efisiensi tapi kita optimis tahun depan bisa baik," tegas Wisnu.
Baginya, kenaikan investasi hulu migas bisa menggenjot kegiatan eksplorasi blok migas. Pasalnya, kata dia, selama 10 tahun terakhir penemuan cadangan migas baru belum terlalu signifikan. Dengan begitu dapat meningkatkan level produksi.
Wisnu menuturkan, produksi migas tercatat menurun sebesar 20 sampai 25 persen per tahun. "Eksplorasi sebenarnya dalam beberapa tahun sudah cukup banyak penemuan tapi yang bisa difungsikan tidak terlalu banyak. Wajar karena kita dominannya masih di lapangan yang sudah tua," jelasnya.
Sebagai informasi, SKK Migas mencatat sejak awal tahun sampai kuartal III 2017, investasi hulu migas telah sebesar 5,57 miliar dolar AS. Sebelumnya, SKK Migas menargetkan investasi tersebut bisa mencapai 22,2 miliar dolar AS.