Ahad 10 Dec 2017 15:54 WIB

Harga Beras di Purwakarta Naik, Pedagang Minta Operasi Pasar

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Israr Itah
Pekerja menunjukan beras. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menunjukan beras. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Menjelang pergantian tahun, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupten Purwakarta mengalami kenaikan. Angka kenaikan antara Rp 200-500 per kilogramnya. Meski relatif kecil, tetap berimbas pada penurunan penjualan. 

Menurut Dayat (58 tahun), pemilik kios beras PD Djembar di Jalan Terusan Kapten Halim, Pasar Rebo mengatakan, kenaikan beras ini bisa memicu harga bahan pangan lainnya. Karena itu, jika pemerintah hendak menggelar operasi pasar (OP) beras, pedagang di Pasar Rebo pasti akan menerimanya. Dengan catatan, beras yang dijual ini bukan kualitas jelek. Namun, harus setara dengan beras premium.

"Kami sangat menyambut baik, jika pemerintah akan OP beras. Asalkan jangan raskin yang dijualnya tapi beras bagus," ujarnya, kepada Republika.co.id, Ahad (10/12). 

Ia mengatakan, kenaikan beras ini terhitung sejak 1 Desember yang lalu. Biasanya, rata-rata pelanggan membeli beras 20 kilogram, sekarang turun jadi 10 kilogram.

"Kenaikan beras ini, sudah biasa terjadi setiap pergantian tahun," kata dia. 

Saat ini, lanjut Dayat, harga beras untuk kualitas terendah Rp 10.200 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan beras dengan kualitas super harganya Rp 11.500 dari sebelumnya Rp 11 ribu per kilogram. 

Kenaikan harga beras ini, lanjutnya, akan terjadi sampai Januari 2018. Karena di medio Desember-Januari ini, setiap tahunnya akan terjadi kenaikan harga. Tahun lalu saja, kenaikan harga beras mencapai Rp 1.000 per kilogramnya. Tetapi tahun ini masih di kisaran Rp 200 sampai Rp 500 per kilogram.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas UKM Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Wita Gusrianita, mengatakan, sampai saat ini sejumlah bahan pangan memang mengalami kenaikan harga. Akan tetapi, kenaikannya belum signifikan. Sehingga, tak terlalu mengkhawatirkan.

"Sebenarnya, kita sering menggelar pasar murah. Termasuk kerja sama dengan Bulog," ujarnya.

Dalam pasar murah itu, warga cukup menukar uang Rp 50 ribu dengan lima kilogram beras, dua kilogram gula pasir dan satu liter minyak sayur. Beras yang dijual dalam operasi pasar murah ini, tentunya beras kualitas bagus, bukan raskin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement