REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemasaran Pertamina, Iskandar membantah isu yang menyebutkan bahwa kelangkaan elpiji tiga kilogram atau gas melon yang terjadi di masyarakat bukan karena pengurangan pasokan gas subsidi. Iskandar mengatakan hingga saat ini Pertamina tidak melakukan penurunan produksi gas melon.
Iskandar menjelaskan stok elpiji untuk gas melon yang dialokasikan Pertamina hingga Desember ini sebesar 113,6 ribu metrik ton. Stok ini dikeluarkan secara bertahap dan sesuai kebutuhan masyarakat. Saat dalam sehari Pertamina mengeluarkan 24 ribu metrik ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertengahan tahun pada Juni-Juli yang biasanya berkisar 20,2 hingga 20,3 metrik ton per hari.
"Jadi tidak benar ada isu pengurangan. Ini dari rata-rata Juli sampai November, rencana Desember kita tingkatkan 21 ribu MT harian karena memang seperti itu kan ada Natal dan Tahun Baru sama seperti Lebaran. Tapi biasanya di akhir tapi ini tiba-tiba di awal kok terjadi," ujar Iskandar di Kantor Pusat Pertamina, Jumat (8/12).
Iskandar juga mengatakan untuk bisa mengatasi kelangkaan ini, Pertamina tetap akan memasok kebutuhan elpiji masyarakat sesuai kebutuhan. "Pertamina tetap menjamin ketersediaan elpiji 3 kg ke masyarakat karena ini konsekuensi penugasan, masyarakat tidak perlu khawatir berapa pun kebutuhan masyarakat akan kita penuhi sehingga tidak perlu merasa khawatir jika ada terjadi kekurangan," ujar Iskandar.
Selain itu, menurut Iskandar, Pertamina akan melakukan operasi pasar untuk bisa memetakan persoalan kelangkaan ini. "Pertamina terus operasi pasar setiap hari, kita belum selesai di wilayah Jabodetabek. Dalam operasi pasar kadang-kadang juga tidak benar semua infonya," ujar Iskandar.
Tingginya permintaan terhadap elpiji 3 Kg bersubsidi ini ditengarai akibat penggunaan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan di lapangan bahwa elpiji 3 kg bersubsidi digunakan oleh pengusaha rumah makan, laundry, genset, dan rumah tangga mampu.
Berdasarkan data penyaluran harian elpiji 3 kg bersubsidi, hingga akhir November 2017, realisasi penyaluran elpiji 3 Kg bersubsidi telah mencapai 5,750 juta MT, atau 93 persen dari kuota yang ditetapkan pada APBN-P 2017 sebesar 6,199 juta MT. Sampai dengan akhir Desember 2017, penyaluran elpiji 3 kg bersubsidi diperkirakan akan melebihi kuota sekitar 1,6 persen di atas kuota APBN-P 2017 tersebut.