Kamis 07 Dec 2017 13:57 WIB

Kemenperin Usul Pembentukan Konsorsium untuk Mobil Pedesaan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menperin Airlangga Hartarto (kedua kiri) bersama Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas (kiri) melihat hasil purwarupa mobil pedesaan Mahesa di Mlese, Ceper, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (3/11).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Menperin Airlangga Hartarto (kedua kiri) bersama Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) I Made Dana Tangkas (kiri) melihat hasil purwarupa mobil pedesaan Mahesa di Mlese, Ceper, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mengusulkan pembentukan konsorsium untuk memproduksi mobil pedesaan. Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, konsorsium perlu dibentuk untuk melibatkan pihak-pihak yang potensial, baik dari segi teknis maupun non-teknis, khususnya di sektor IKM otomotif.

"Kami memang memprioritaskan IKM lokal untuk terlibat dalam program yang sedang dikembangkan oleh Kemenperin ini, ujarnya, lewat siaran pers.

Menurut Gati, selama ini Kemenperin juga sudah memberikan pembinaan pada IKM di sektor otomotif agar komponen yang mereka produksi tetap terjaga kualitasnya. Hal ini mengingat produk yang mereka hasilkan akan digunakan untuk membuat kendaraan pedesaan di seluruh Indonesia.

Sementara, demi menjaga kestabilan produksi komponen oleh IKM, Gati mengatakan, Kemenperin telah melibatkan perusahaan baja milik negara, yakni PT Krakatau Steel untuk penyediaan bahan baku.

Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenperin di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sebanyak 67,10 persen masyarakat mengaku tertarik dengan konsep kendaraan pedesaan untuk mendukung kegiatan sehari-hari masyarakat, khususnya di sektor perkebunan. Karena itu, Kemenperin saat ini tengah memacu pengembangan mobil pedesaan.

"Harga mobil pedesaan diharapkan dapat dijual pada kisaran harga Rp 60-80 juta per unit. Kami upayakan harganya bisa diterima pasar. Kami telah melakukan survei, rentang harga tersebut yang banyak dipilih masyarakat," ujar Gati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement