REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjelaskan menjelang tahun politik di 2018 nanti potensi kenaikan pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar 0,1 persen. Meski tak banyak, Darmin mengakui tahun politik akan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pergeseran pertumbuhan ekonomi.
Darmin menjelaskan dampak pemilihan umum atau Pilkada terhadap pertumbuhan ekonomi selalu menunjukkan hasil positif. Oleh karena itu, pemerintah optimistis bahwa perekonomian Indonesia bisa tumbuh 5,4 persen. Hal ini didukung dengan aktifnya industri industri jasa dan kreatif seperti kaos, baliho, dan industri keratif lainnya yang banyak di manfaatkan saat tahun politik berlangsung.
"Selalu dampaknya positif 0,1 persen bertambah pertumbuhannya karena banyak pengeluaran baliho, kaos, dan sebagainya, tapi itu kalau aman, ujar Darmin di Jakarta, Rabu (29/11).
Meski begitu, Darmin tak menampik jika memang saat ini kehadiran teknolgi membuat pergerakan di tahun politik agar bergeser. Seperti misalnya pemanfaatan media massa dalam kampanye politik. Namun, menurut Darmin hal tersebut tetap akan membuat pertumbuhan ekonomi berjalan positif kedepan.
Dengan adanya Pilkada di 171 daerah pada 2018, belum kejadian sebanyak itu. Dan jangan-jangan bukan 0,1 persen, tapi bisa lebih tinggi sehingga harapannya bisa lebih baik dari yang ditargetkan," kata Darmin.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi terus membaik hingga beberapa tahun ke depan. Bahkan perekonomain bisa mencapai 6 persen pada 2020. Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh pembangunan infrastruktur yang mulai menunjukkan perkembangan.
"Pertumbuhan 6 persen atau lebih bisa lihat dalam tiga tahun dari sekarang. Tapi butuh infrastruktur selesai dan menghasilkan dan dunia mulai meningkat perdagangannga," ujar Darmin.