Senin 27 Nov 2017 07:41 WIB

Pesawat ke Bali Dialihkan ke Bandara Terdekat

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Ahad (26/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Ahad (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav Indonesia) menerbitkan Notice to Airmen (Notam) bernomor A4242/17 tentang penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Bandara terbesar di Pulau Dewata tersebut ditutup 24 jam ke depan menyusul terdeteksinya abu vulkanik dari sebaran erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.

"Pesawat terbang domestik dan internasional tujuan Denpasar yang tengah mengudara saat ini akan dialihkan ke bandara-bandara terdekat," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Senin (27/11).

Bandara terdekat yang dimaksud adalah Bandara Juanda di Surabaya, Makassar, Lombok, atau Kupang. Wisnu menjelaskan abu vulkanik sejak dinaikkannya status Gunung Agung dari siaga (level tiga) ke awas (level empat) telah menutupi ruang udara di atas Denpasar.

"Atas dasar keselamatan, ruang udara tersebut tidak dapat digunakan, sehingga operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup sementara hingga pukul 07.00 WITA, Selasa (28/11)," kata Wisnu.

Data terakhir AirNav menyebutkan tujuh penerbangan menuju Bali sudah dialihkan. Mereka adalah Garuda Indonesia GA 5150 Zhengzou-Denpasar dialihkan ke Surabaya, GA 897 Guangzhou-Denpasar dialihkan ke Surabaya, GA 859 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta, China Easter MU 5029 Shanghai-Denpasar dialihkan ke Jakarta, MU 781 Beijing-Denpasar dialihkan ke Singapura, Citilink CTV 856 Jakarta-Denpasar dialihkan ke Surabaya, serta Lion Air JT927 Makassar-Denpasar dialihkan ke Surabaya.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi sebelumnya mengatakan otoritas telah menyiapkan rencana kontingensi ketika bandara internasional tersebut ditutup. Pertama, memberi kemudahan pada penumpang melakukan beberapa kegiatan, seperti pengembalian uang tiket (refund), dan penjadwalan ulang (reschedule) penerbangan.

Kedua, melokalisir kegiatan penumpang di terminal supaya semua tetap tenang dan tidak panik. Ini dikondisikan di titik-titik check in, ruang tunggu, dan jalan menuju terminal. "Kami memperlakukannya dalam kondisi emergency supaya ditangani dengan baik," kata Yanus.

Ketiga, menyediakan fasilitas makanan dan minuman untuk calon penumpang. Keempat, Angkasa Pura bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Bali setidaknya menyiapkan 300 bus gratis untuk moda transportasi menuju terminal bus terdekat bagi yang ingin melanjutkan perjalanan darat menuju bandara alternatif.

Hingga Ahad (26/11) tengah malam, sebanyak 2.523 penumpang domestik, dengan rincian 1.032 penumpang kedatangan dan 1.491 penumpang keberangkatan gagal terbang. Berikutnya 4.215 penumpang internasional, dengan rincian 766 kedatangan dan 3.449 keberangkatan juga gagal diterbangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement