REPUBLIKA.CO.ID, TAPANULI UTARA -- Presiden Joko Widodo meminta perpanjangan landasan Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatra Barat. Bandara tersebut merupakan akses ke wisata Danau Toba.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan telah melakukan perbaikan fasilitas bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Jokowi meresmikan bandara tersebut setelah diperbaiki pada Jumat (24/11).
"Ini perintah saya ke Kemenhub (Kementerian Perhubungan), diperpanjang runway dari 2.650 menjadi 3.000 meter agar pesawat yang paling besar bisa masuk ke Silangit," ujar Jokowi pada saat peresmian bandara Silangit, Jumat (24/11).
Bandara Silangit yang berkapasitas 500 ribu penumpang per tahun ini dilengkapi dengan fasilitas CIQ (Custom, Immigration, Quaratine), runway telah mencapai panjang 2.650x45 meter, dan PCN yang bisa mengakomodasi pesawat berbadan sempit Airbus A320 dan Boeing 737-800.
Jokowi meminta agar perpanjangan landasan udara ini maksimal bisa diselesaikan pada 2020. Namun, ia berharap perpanjangan landasan bisa dirampungkan lebih cepat satu tahun. Selain landasan udara, dia juga menginstruksikan agar luas terminal bandara yang saat ini mencapai 3.000 meter bisa ditingkatkan menjadi 10 ribu meter persegi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Bandara Silangit saat ini telah mengimplementasikan fitur smart airport dengan teknologi digital antara lain berupa wifi gratis, display jadwal bus dan penerbangan, e-payment, mesin tiket bus, e-kiosk informasi turis, self check-in, dan berbagai fitur digital.
Perbaikan fasilitas ini menurutnya sebagai bentuk keseriusan Kementerian Perhubungan dalam menunjang program peningkatan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Pada 2015 jumlah wisatawan telah mencapai 50 juta. Jumlah wisatawan ditargetkan bisa mencapai 129 juta wisatawan pada 2019.
Budi menuturkan, Bandara Silangit sebelumnya menjadi bandara dengan pesawat perintis karena hanya memiliki luas landasan 1.850 x 30 meter. Namun saat ini diperluas menjadi 2.640 x 45 meter.
"Ini bisa mendaratkan pesawat dari Hongkong, Taiwan, India, dan negara lain. Ini akan mendorong pariwisata kita," ujarnya.