Selasa 21 Nov 2017 00:54 WIB

Konsumsi Semen Diprediksi Terus Tumbuh

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Empat gerbong kereta pengangkut semen produk PT Semen Padang anjlok di Pauh, Padang pada Rabu (25/10). Perjalanan kereta mulai normal sejak pukul 11.00 WIB.
Foto: Sapto Andika Candra/REPUBLIKA
Empat gerbong kereta pengangkut semen produk PT Semen Padang anjlok di Pauh, Padang pada Rabu (25/10). Perjalanan kereta mulai normal sejak pukul 11.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan konsumsi semen pada 2017 ini dinilai sedikit di bawah ekspektasi. Namun, konsumsi semen nasional berpotensi meningkat saat pemerintah merealisasikan agenda-agenda pembangunan.

Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, penjualan semen nasional memang naik tipis, delapan hingga sembilan persen dan itu di bawah estimasi. Sebab melihat program pemerintah, pertumbuhan industri semen diprediksi bisa naik paling tidak 11-12 persen.

''Itu karena percepatan pembangunannya baru dimulai,'' kata Reza melalui telepon, Senin (20/11).

Konsumsi total semen domestik hingga kuartal ketiga mencapai 47.432.056 ton naik dari 44.504.177 pada tahun lalu. Sedangkan ekspor semen nasional hingga kuartal ketiga mencapai 2.014.011 ton, naik dari 1.198.349 ton pada tahun sebelumnya.

Hal itu berdampak pada produsen semen nasional seperti Semen Indonesia. Meski ada kelebihan pasokan di pasar, Semen Indonesia tidak menghentikan produksi, tapi menahan produksi. Dampak lanjutannya kemudian pada penjualan.

Total penjualan domestik Semen Indonesia pada bulan Septermber mencapai  2.513.297 ton, naik dibaningkan tahun lalu 2.422.709 ton. Total penjualan domestik selama kuartal ketiga mencapai 19.392.704 naik dari 18.644.701

pada tahun 2016 lalu.

Sementara, pada bulan September, ekspor Semen Indonesia mencapai 125.890 naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 60.499 ton. Total ekspor Semen Indonesia hingga kuartal ketiga mencapai 1.385.706 ton naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 420.916 ton.

Dari laporan keuangan yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia, aset Semen Indonesia sendiri tercatat meningkat menjadi Rp 47,291 miliar per September 2017 dari Rp 44,227 miliar per Desember 2016. Penjualan dan pendapatan usaha juga naik menjadi Rp 20,552 miliar per September 2017 dari Rp 19,082 miliar per Desember 2016.

Pelabuhan dan jalan yang rencananya dibangun masih baru mulai sehingga konsumsi semen belum meningkat signifikan. Proyek-proyek pembangunan baru gencar tahun ini. Ekspansi pengembang juga baru terlihat tahun ini. Sehingga konsumsi semen baru tumbuh dan pertumbuhan tipis.

''Tahun depan harusnya naik, kalau pemerintah menjalan program infrastrukturnya,'' ucap Reza.

Persoalannya, 2018 sudah masuk permulaan tahun politik menjelang 2019. Masyarakat belum tahu apakah pemerintah akan tetap fokus merealisasikan pembangunan atau terpecah fokus ke politik. Kalau tidak fokus ke politik, pertumbunan penjualan semen masih bisa baik.

Reza juga melihat pasokan semen berlebih di pasar karena anyak pembangunan yang baru mulai. Sehingga kebutuhan semen belum besar. Kebutuhan akan meningkat seiring kemajuan tahap pembangunan.

''Di lapangan benar ada kelebihan pasokan karena banyak pengembang dan pemerintah baru mengeksekusi pembangunan saat ini,'' kata Reza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement