Kamis 16 Nov 2017 04:29 WIB

Kenaikan Impor Dipicu Peningkatan Produksi Industri

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Budi Raharjo
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republikay
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) menanggapi positif kenaikan angka impor Indonesia sebesar 11,04 persen pada Oktober lalu. Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menilai, kenaikan itu dipicu oleh peningkatan produksi pada industri.

"Kenaikan itu kita ambil positif. Berarti ada peningkatan kapasitas produksi," ujarnya, saat dihubungi Republika, Rabu (15/11).

Kendati begitu, Hariyadi tidak melihat kaitan antara kenaikan impor dengan momen perayaan Natal dan Tahun Baru yang tinggal sebulan lagi. Sebab, kata dia, faktanya impor tidak selalu naik jelang akhir tahun. "Sangat tergantung dari permintaan. Kalau hanya lihat dari dalam negeri saya kira tidak terlalu banyak. Perkiraan saya besarnya di ekspor," kata dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia pada Oktober 2017 mencapai 14,19 miliar dolar AS. Angka itu naik 11,04 persen dibanding bulan sebelumnya. Jika dibandingkan secara tahunan (yoy), impor mengalami peningkatan sebesar 23,33 persen.

Kenaikan impor tertinggi pada Oktober 2017 terjadi pada impor migas sebesar 13,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,2 miliar dolar AS. Sementara, impor nonmigas naik 10,5 persen menjadi 11,9 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement